Turki dan Teman yang Berseberangan

Tapi musuh Turki saat ini tidak kasat mata: mata uang. Beda dengan tahun 2013. Saat terjadi –istilah Erdogan– kudeta hukum. ‘Kudeta’ pertama yang ia alami. Jauh sebelum kudeta militer dan kudeta ekonomi ini.

Itu tahun 2013. Ekonomi Turki lagi baik-baiknya. Nama Turki top. Bintangnya negara berkembang. Mega bintangnya negara Islam. Di Indonesia nama Turki juga sangat harum. Jadi panutan. Untuk memajukan ekonomi. Dan memajukan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Sampai-sampai di PKS muncul aliran ‘Turki’. Di samping aliran yang sudah ada: aliran Saudi dan aliran Mesir. Sampai-sampai kebab pun kini mengalahkan martabak. Erdogan menjadi pahlawan. Buah bibir. Idola. Banyak yang ingin terinspirasi: apa kunci memajukan Turki.

Di sinilah orang bisa salah menilai Erdogan. Tidak semua kunci itu bisa dibuka. Banyak kuncinya yang rahasia. Erdogan tokoh yang berani viveri vere coloso. Nyerempet-nyerempet bahaya. Menorobos sana menorobos sini.
Karakter pemimpin belum tentu bisa ditiru. Karakter Erdogan amat kuat. Penirunya bisa-bisa akan ketahuan: palsu. Salah satu terobosannya itu… adalah… rahasia. Ups…. perlukah saya ungkapkan di sini?

Erdogan sangat nasionalis. Agamis. Untuk berambisi memajukan Turki. Apa pun akan ia lakukan. Termasuk melakukan terobosan yang beresiko ini: Pasar gelap. Pasarnya gelap. Tapi hasilnya terang. Bisa memajukan ekonomi Turki.

Erdogan harus menanggung resiko. Dicurigai. Kanan kiri. Luar dalam. Dan Erdogan tidak mungkin bisa menjelaskan dunia gelap itu. Itu rahasia negara. Juga keamanan anak buahnya. Yang bergerak di kegelapan itu. Tidak mungkin seorang Tommy Winata menjelaskan fungsi sebenarnya. Tentang dirinya. Mengapa ia terlibat di operasi Kalimantan utara. Atau di Timtim. Atau operasi-operasi yang lain. Yang semuanya penugasan rahasia. Demi negara.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *