Menengok Penjara Terapung Khusus Napi Koruptor

Korupsi masih menjadi penyakit akut di Indonesia. Penjara yang disediakan negara, nyatanya tidak membuat para koruptor jera.

Melihat fenomena itu, tiga mahasiswa Teknik Geomatika Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menawarkan ide penjara terapung di masa depan. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT), gagasan penjara itu cocok ditempatkan di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

Bacaan Lainnya

Secara rinci, wilayah itu berada di Pulau Maratua, Kalimantan Timur. Kondisi penjara yang jauh dari keramaian atau terpencil ini, akan mengakibatkan susahnya akses perjalanan dan digital.

“Tidak sembarang orang bisa masuk ke penjara karena dibangun di atas perairan yang hanya memiliki satu jalan. Sehingga jika mereka melarikan diri sama dengan menjemput ajal,” tutur Nicolody Ofirla Eflal Froditus, salah satu mahasiswa yang menggagas ide tersebut.

Desain penjara terapung itu, lanjut Nico, mampu memberikan efek psikologis kepada koruptor. Ruang sel dengan warna dinding serba putih berukuran 1,5 x 1 meter diharapkan mampu memengaruhi psikologis tahanan. Sehingga mereka mau mengakui kesalahannya dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

“Tersangka nantinya ditahan dalam sel khusus selama dua minggu dan hanya boleh dikunjungi oleh pemuka agama setiap tiga hari sekali. Akses tersangka dengan dunia luar juga diputus, sehingga tidak ada komunikasi,” tambah mahasiswa asal Madiun itu.

Konsep bangunan penjara dengan luas 50 hektare itu dinamakan penjara Segitiga Bermuda. Desain penjara itu tampak indah di luar namun menyeramkan di dalam. Nico dan kawan-kawannya berharap dapat membantu pemerintah dalam memberikan efek jera dan trauma berat kepada terpidana korupsi plus mengembangkan pemanfaatan ruang laut.

 

(did/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *