Tersiksa Glossopharyngeal Neuralgia sampai Sulit Menelan

Nyeri telan sangat sering dikaitkan dengan radang tenggorok. Tapi, bukan itu yang diidap Dewi Pratiwi dan Tan Siu Yun. Rasa sakit saat menelan itu sangat hebat dan tiba-tiba. Keduanya mengalami gangguan medis bernama glossopharyngeal neuralgia.

DWI WAHYUNINGSIH, Surabaya

TAN Siu Yun masih ingat betul kejadian pada 10 Juli lalu. Saat minum air, tahu-tahu bagian lehernya terasa seperti terpelintir. Rasa sakit itu begitu luar biasa. Jika ditanya skala 1–10, Tan dengan yakin menjawab 10 (sakit banget). Jika sakit sudah muncul, leher bagian kanan selalu dia tekan dengan kencang sampai memerah. Tujuannya satu, membuat rasa sakit itu teralihkan.

Tan panik. Jangankan makan, menelan ludah saja terasa tersiksa. Agar tak menelan ludah, Tan tentu saja jadi kerap meludah. Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorok (THT) pun didatangi. ’’Waktu diperiksa, tidak ada gejala radang. Jadi, diduga mengalami stroke,’’ cerita Fanny Sutianto, putri Tan, yang mendampingi sang ibu setelah operasi Rabu (1/8).

Dokter merujuk Tan agar berkonsultasi kepada dokter spesialis saraf atau jantung. Saat memeriksa, dokter tersebut memastikan bahwa itu bukan stroke. Ibu empat anak tersebut kembali dirujuk ke spesialis THT yang lain.

Kali ini dokter menyebut gangguan di lehernya akibat radang. Antibiotik sudah diminum. Obat pereda nyeri yang dikonsumsi tak meredakan rasa sakit. Tan kembali berganti dokter. Pemeriksaan CT scan dan MRI dijalaninya. Tetapi, tetap tidak terlihat ada yang salah dalam gambar tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *