Bocah 2,5 Tahun Kecanduan Rokok Sehari Bisa Habis 2 Bungkus

SUKABUMI – Miris, bermula kerap memungut puntung rokok, seorang bocah 2,5 tahun asal warga Kampung Tenjojaya RT 4/4, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, RAP kini harus berkutat dengan zat nikotin.

Ya, awalnya nak ke empat dari pasangan Misbahudin (36) dan Maryati (35) kerap kali mengumpulkan puntung rokok yang berserakan di jalan dan sekitar rumah untuk dihisapnya. Namun akhir-akhir ini, bocah tersebut sering meminta uang sekedar untuk membeli rokok sampai bisa menghabiskan satu hingga dua bungkus per harinya.
Kini, kebiasaan buruknya itu tak bisa dilarang.

Bahkan, apabila dilarang atau tidak diberikan rokok, RAP kerap mengamuk histeris hingga tak jarang melempari orang tuanya. “Awalnya anak saya itu sering memungut puntung rokok disikitar rumah. Saya pun sering memarahinya karena khawatir terhadap kesehatannya. Kesininya, RAP sering meminta uang untuk membeli rokok. Kalau tidak dikasih, dia pasti ngamuk,” lirih ibu RAP, Maryati kepada Radar Sukabumi ketika disambangi di kediamannya, kemarin (13/8).

Bahkan lanjut Maryati, saat ini pagi, siang dan sore hari RAP merokok sambil minum kopi. Ia pun sering kali meklarang anaknya merokok, tapi malah mengamuk. Terlebih, jika ada orang dewasa merokok anaknya sengaja minta. “Setiap pagi, siang dan sore sekarang malah mengajak ke warung untuk membeli kopi Moccacino dan rokok. Kalau dilarang, dia malah ngamuk,” ujarnya.

Menurutnya, anaknya sempat ditawari rokok dari daun (kawung red*), tetapi menolak dengan alasan tidak enak. Sehingga, saat ini RAP merokok mild. Karena tidak ada pilihan lain, dia pun diberikan rokok yang memiliki saringan. “Ya, pernah ditawari rokok daun kawung tapi dia malah tidak mau. Kalau daun kawungkan mungkin tidak terlalu berbahaya,” tutur Maryati.

Maryati menambahkan, dengan candu rokok saat ini pihak keluarga khawatir akan menghambat pertumbuhan dan mengganggu kesehatan anaknya. Meski demikian, dirinya tidak bisa berbuat banyak karena jika kalau tidak dituruti, anaknya akan mengamuk seharian. “Pernah saya larang dan tidak diberikan uang untuk membeli rokok. Eh anak saya malah ngamuk seharian dan nangis tidak berhenti. Katanya enak merokok itu,” imbuhnya.

Maryati berharap, ada yang bisa mengobati kebiasaan buruk anaknya ini. Sebab, jika tidak secepatnya diobati tentunya akan merusak kesehatan bahkan memperlambat pertumbuhnnya. “Saya sudah bingung harus bagaimana lagi agar anak saya bisa berhenti merokok. Saya harap, ada bantuan dari pemerintah untuk bisa mengobati candu rokok anak saya ini. Karena jelas tidak baik buat kesehatannya, apalagi anak saya usianya masih 2,5 tahun,” harapnya.

Sementara itu, menanggapi hal tersebut Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti mengatakan, pihaknya akan secepatnya melakukan pengecekan langsung kelapangan untuk mengidentifikasi anak tersebut. “Selain itu, kami juga akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait dan pihak berkompeten untuk segera menanganinya. Khususnya dengan pihak rumah sakit,” singkatnya.

 

(cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *