Serangan Bus Sekolah di Yaman ,,Puluhan Anak Jadi Korban Dimakamkan

YAMAN – Orangtua terlihat sangat bersedih. Mereka hadir untuk menyaksikan pemakaman anak-anaknya pada hari Minggu, (12/8). Pemakaman dilakukan untuk anak-anak yang tewas dalam serangan bus sekolah di Yaman.

Dilansir Al Jazeera setidaknya 50 orang tewas dalam serangan bus sekolah pada Kamis, (9/8), oleh koalisi Arab Saudi dan Uni Arab Emirates. Diantara 50 korban meninggal tersebut, termasuk 29 anak-anak yang menjadi korban.

Pada Kamis, bus sekolah di daerah Dahyan di Provinsi Saada yang dikendalikan pemberontak Houthi di utara negara itu dihantam aliansi militer Saudi-UEA. Beberapa hari kemudian, bagian tubuh mereka tetap tidak teridentifikasi dan beberapa keluarga putus asa mencari sisa-sisa anak-anak mereka.

Abdelhakim Amir mencari rongsokan bus yang terbakar dengan harapan menemukan beberapa tanda putranya, Ahmed. “Saya baru saja menemukan sebagian dari apa yang dikenakan anak itu,” katanya.

“Aku tidak menemukan sisa jasadnya, bukan jarinya, bukan tulangnya, bukan tengkoraknya, tidak ada apa pun. Aku memeriksa semua jasad di rumah sakit dan aku tidak melihat apa-apa,” ujarnya.

Sebanyak 29 makam kecil digali di sebuah pemakaman di Saada tempat anak-anak akan dimakamkan. Pemakaman akan dilakukan pada hari Sabtu tetapi ditunda karena masalah keamanan.

Pejuang Houthi mengatakan, pertemuan semacam itu dapat ditargetkan oleh lebih banyak serangan udara koalisi. Aliansi militer Saudi-UAE awalnya menolak disebut menyerang warga sipil.

Mereka mengatakan, serangan itu adalah bagian dari operasi militer yang sah sebagai tanggapan terhadap tembakan rudal Houthi ke selatan Arab Saudi pada hari sebelumnya.

Anak-anak itu kembali dari kamp musim panas sekolah pada Kamis pagi ketika bus diserang saat melewati pasar yang sibuk. Sedikitnya 50 orang tewas dalam serangan itu dan lebih dari 77 orang terluka.

Terlihat gambar anak-anak muda berlumuran darah. Itu membuat kecaman internasional atas serangan brutal. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen dan cepat atas insiden tersebut.

Direktur Regional di Timur Tengah dan Afrika Utara di UNICEF, Geert Cappelaere mengatakan, tidak ada alasan untuk terus berpuas diri terhadap konflik tiga tahun berdarah di Yaman. “Apakah dunia benar-benar membutuhkan kehidupan anak-anak yang lebih lugu untuk menghentikan perang kejam terhadap anak-anak di Yaman?” katanya di Twitter.

Badan amal Save the Children menyebut Yaman tempat terburuk di dunia untuk seorang anak. Jutaan orang berjuang dengan kelaparan dan penyakit karena upaya bantuan yang terkena blokade udara.

Dengan dukungan logistik dari Amerika Serikat, Arab Saudi, dan UAE telah melakukan serangan di Yaman sejak Maret 2015. Ini upaya untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abu Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

Pada tahun 2014, Hadi dan pasukannya dikuasai oleh pemberontak Houthi yang mengambil alih sebagian besar negara, termasuk Ibu Kota Sanaa. Setidaknya 10.000 orang tewas dalam perang.

Namun, korban tewas ini belum diperbarui dalam beberapa tahun dan pasti akan jauh lebih tinggi. Pada bulan Juni, pasukan Saudi dan UEA melakukan 258 serangan udara di Yaman, hampir sepertiga dari yang ditargetkan situs nonmiliter.

Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths baru-baru ini mengumumkan rencana untuk negosiasi antara pihak yang bertikai. Perundingan perdamaian akan dimulai di Jenewa pada 6 September dan fokus pada pembangunan pemerintah transisi dan meletakkan senjata.

 

(ina/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *