Tafsir Wapres untuk Nasib Sendiri

Multitafsir. Mengapa Jokowi pilih Ma’ruf Amin. Dan mengapa Prabowo pilih Sandiaga Uno.

Tafsir 1:
Dua-duanya percaya diri. Berani tidak ambil tokoh dengan rating tinggi.

Bacaan Lainnya

Jokowi mungkin percaya omongan ini: disandingkan dengan sandal jepit pun akan menang. Pasangan yang dipilih tidak harus yang bisa menambah suara. Yang penting tidak mengurangi suara.

Itu mirip dengan posisi Pak SBY. Di periode kedua. Yang memilih Pak Budiono. Sebagai cawapres: tua, nurut, tidak mbantahan, tidak menjadi matahari kembar, tidak punya potensi menjadi presiden berikutnya.

Dengan pasangan seperti itu Pak Jokowi berharap bisa jadi satu-satunya matahari.

Pertanyaan: benarkah Kiai Ma’ruf Amin tidak mengurangi suara Jokowi? Bagaimana dengan banyaknya Ahoker yang bukan Jokower?

Tentu mereka kecewa. Kiai Ma’ruf Amin adalah tokoh yang membuat Ahok masuk penjara.

Sebaliknya sebagai tokoh sentral 212, bisa jadi Kiai Ma’ruf menambah suara. Dari kalangan Islam. Meski sejak awal tagline 212 adalah ganti presiden.

Tinggal hitung-hitungan. Lebih banyak Ahoker yang kecewa atau 212 yang batal ganti presiden.

Prabowo juga percaya diri. Tidak ambil ulama. Justru ambil anak muda. Tidak takut 212 lari ke sana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *