Legawa, Di-PHP Jokowi Dua Kali

JAKARTA–Joko Widodo (Jokowi) telah resmi menunjuk Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin sebagai Cawapres. Hal itu tentu mengejutkan, sebab sesaat sebelum deklarasi ini, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD telah diminta mempersiapkan diri sebagai pendamping mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jadi, ini untuk kedua kali Mahfud gagal bersanding dengan Jokowi seperti di-PHP (pemberi harapan palsu). Bukan hanya kali ini nama Mahfud menguat sebagai cawapres Jokowi. Pada Pilpres 2014, nama Mahfud juga disebut akan dipilih Jokowi. Namanya sempat diusung PKB. Namun dukungan tersebut kandas. PKB tak jadi memberikan tiket kepada Mahfud di Pilpres 2014. PKB mendukung duet Jokowi-Jusuf Kalla, padahal saat itu PKB menyodorkan nama Mahfud.

Bacaan Lainnya

Pada akhirnya Mahfud beralih mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Setelah kekalahan Prabowo-Hatta, Mahfud kembali mendukung Jokowi dan kini menjabat anggota Dewan Pengarah BPIP. Lalu, untuk Pilpres 2019, Mahfud lagi-lagi di-PHP. Dia mengaku mendapat tawaran, bahkan sudah bersiap-siap menjadi pendamping Jokowi.

“Resminya tadi pagi diminta CV. Tadi malam lalu diberi tahu untuk stand by. Tadi pagi jadinya diminta CV. Terus jahit baju. Favoritnya Pak Jokowi, kemeja putih,” kata Mahfud, Kamis (9/8) dan mengatakan dalam proses ini, dirinya berkomunikasi dengan Mensesneg Pratikno.

Mahfud bahkan sudah berada tak jauh dari lokasi Jokowi mengumumkan cawapresnya. Namun tak lama, Mahfud tiba-tiba pergi. Dikabarkan, ada penolakan dari sejumlah parpol pendukung Jokowi kepada Mahfud. Jokowi lalu mengumumkan memilih Ma’ruf Amin.

Menanggapi itu, Mahfud mengatakan, dirinya menghargai keputusan politik yang dibuat oleh Jokowi. Dia menilai langkah menunjuk Ma’ruf telah dipertimbangkan dengan matang, dan bukan strategi asal-asalan.”Ya menurut saya itu sudah pilihan pak Jokowi dengan wewenangnya, dengan pertimbangan politik yang matang sesuai dengan konfigurasinya,” ujar Mahfud di MMD Institute Jalan Kramat Raya, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (9/8).

Meski tidak jadi ditunjuk menjadi Cawapres, Mahfud mengaku tidak kecewa dengan keputusan Jokowi. Dia hanya terkejut dengan deklarasi tersebut, sebab Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu telah menyiapkan segala kebutuhannya secara detail untuk menjadi Cawapres, sesuai dengan permintaan pihak petahana.

“Saya tidak kecewa tapi kaget saja karena sudah diminta mempersiapkan diri bahkan sudah agak detail,” sambungnya.Kendati demikian Mahfud mengaku situasi seperti ini sudah biasa dalam berpolitik. Menurutnya, yang terpenting yakni kepentingan untuk bangsa dan negara.

“Tapi nggak apa-apa dalam politik itu biasa, kita harus mengutamakan keselamatan negara ini daripada sekedar nama Mahfud MD dan Ma’ruf Amin atau nama lain,” tegasnya.”Jadi kita terima keputusannya, prosesnya sangat konstitusional ya kita dukung negara ini harus tetap berjalan,” tandasnya.

Sementara itu, di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (9/8), Ketua MUI Ma’ruf Amin mengaku belum berkomunikasi dengan Mahfud MD setelah dirinya dipilih sebagai cawapres. Meski begitu, Ma’ruf memastikan dirinya dan Mahfud tak saling sikut untuk berebut kursi cawapres Jokowi. “Nanti kalau bertemu saja dengan pak Mahfud. Kok sepertinya saya ini bersaing dengan Pak Mahfud?. Saya nanti akan menemui pak Mahfud untuk bersilaturahim.” tandas Ma’ruf.

 

(sat/net/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *