Selain beroarasi, ratusan buruh sebelum dijemput oleh PT SCG untuk melakukan mediasi, mereka menggelar aksi teatrikal tepat di depan gerbang PT SCG dengan mengurung tiga orang buruh di sebuah kandang yang terbuat dari bambu.
“PT NKP ini, sengaja kami segel sebagai salah satu bentuk protes buruh. Lantaran, telah menunggak pembayaran BPJS Ketenagakerjaan,” jelasnya.
Akibat menunggaknya jaminan BPJS Ketenagakerjaan, sambung Nendar, seorang buruh PT SCG yang mengalami kecelakaan kerja beberapa bulan lalu, harus membayar biaya pengobatan dengan memakai uang sendiri sebesar Rp20 juta. Padahal, dalam perjanjian bersama, pihak perusahaan berjanji akan melunasi tunggakan pada 25 Mei 2018 lalu.
“Namun ironisnya, pihak perusahaan ini tidak menepati janjinya. Makanya, kami melakukan orasi disini. Kasian buruh PT SCG yang mengalami luka bakar di bagian tubuhnya saat bekerja dibagian killen, ia harus rela menanggung biaya sebesar itu,” bebernya.
Pihaknya mengancam, akan terus melakukan aksi unjuk rasa jika para buruh tidak dipertemukan dengan presiden direktur PT SCG. Bahkan, ia akan menurunkan massa dengan jumlah lebih banyak.
