Derita Tumor, Warga Ciambar Pilih Gandir

CIAMBAR– Tak kuasa menahan sakit yang dideritanya, Wawan (32) memilih gantung diri. Pria paruh baya yang merupakan warga Kampung Kebondalem RT 03/09, Desa Ginanjar, Kecamatan Ciambar, yang diketahui mengidap penyakit tumor usus nekat gantung diri akibat dari tak tahan dari rasa sakit yang dideritanya.

Insiden tersebut, diketahui ketika adik Wawan, Siti Yuningsih (30) dengan suaminya Budi Kelana Sanjaya (48) hendak menjenguknya sekira pukul 09.30 WIB. Sebab, Wawan selama ini tinggal bersama ibunya, Jejen (55). Terkejut, ketika melihat Wawan sudah tergantung di atas selasar rumah dengan leher terlilit tali tambang.

Bacaan Lainnya

Keluarga langsung melaporkan kejadian itu ke pemerintah desa serta meneruskannya ke Polsek Nagrak. “Adik saya sudah hampir tiga tahun menderita sakit tumor usus. Akibat sakit itu, untuk buang air besar saja harus memakai selang di bagian perutnya,”kata kaka Wawan, Wahyudi (35) kepada koran ini, Minggu (5/8).

Dirinya menduga, Wawan depresi dan milih gandir karena selama ini sudah tiga kali operasi namun belum kunjung sembuh. Kejadian tersebut, merupakan musibah sehingga keluarga sepakat jenazah langsung dikebumikan. “Kejadian ini musibah jadi kami sepakat untuk tidak meakukan autopsi bahkan sudah membuat surat pernyataan dengan Polsek setempat, ” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Nagrak AKP Parlan menjelaskan, petugas dibantu warga melakukan evakusai terhadap korban tapi ketika hendak membawa jasad Wawan ke RSUD Sekarwangi untuk dilakukan pengecekan luka dan visum pihak keluarga menolaknya.

“Keluarga menolak diautopsi. Mereka, menganggap kejadian ini bukan kesalahan orang lain tapi musibah,” jelasnya.

Dari visum luar, diketahui terdapat tanda-tanda berupa luka jeratan dan lecet di lingkaran leher korban, lidah menjulur keluar dan terdapat sperma di celana korban. “Barang bukti yang telah diamankan yakni sebuah tali tambang,” pungkasnya. (cr16/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *