16 Meniggal, 203 Kali Gempa Susulan

NTB – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa 16 orang meninggal dunia akibat gempa bumi yang terjadi di Lombok, Bali, dan Sumbawa, kemarin (29/7). Sementara korban luka-luka tercatat 162 jiwa.

Bahkan, berdasarkan pengamatan BMKG, sudah ada sekitar 203 gempa susulan yang terjadi. “Berdasarkan monitor BMKG, terekam gempa susulan 203 kali susulan dengan (kekuatan) 5,7 magnitudo dan 2,1 magnitudo,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kantor Pusat BMKG, Jalan Angkasa, Jakarta, kemarin (29/7).

Bacaan Lainnya

Dwikorita lalu menjelaskan melihat frekuensi yang ada, kekuatan gempa semakin menurun. Yang membuat jeda antara gempa awal dan berikutnya panjang. “Sehingga dengan melihat kecenderungan tampak sangat kecil terjadi gempa yang lebih besar dari utamanya,” lanjut dia.

Ia juga meminta masyarakat untuk waspada terhadap ancaman gempa susulan. Meskipun dengan intensitas dan magnitude yang kecil. “Kami meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik,” ungkap Dwikorita.

Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoaks yang menyebar pasca gempa. Hingga saat ini, kata dia, BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta. “Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoaks, BMKG melalui akun Twitter @InfoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa,” imbuh Dwikorita.

Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, hasil analisis BMKG bahwa, gempa bumi yang terjadi di Lombok, merupakan jenis gempabumi dangkal. Hal ini terjadi akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Gempa bumi dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI). Kemudian, di Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI).

Sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI. Dia menegaskan, gempa yang mengguncang wilayah ini, tidak berpotensi tsunami. Dwikorita mengimbau, agar masyarakat tidak menempati bangunan yang kondisinya sudah rusak karena gempa.

“Sehubungan dengan masih adanya gempa-gempa susulan, masyarakat diimbau supaya tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama. Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” tandasnya.

Sementara sampai berita ini diturunkan, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, selain korban meninggal dan luka-luka, ribuan unit rumah juga mengalami kerusakan.”Dampak terparah terjadi di Kabupaten Lombok Timur. Sepuluh warga meninggal dunia,” lanjut Sutopo.

Sementara di Kabupaten Lombok Utara terdapat 4 orang meninggal dunia, 38 jiwa luka berat. Rinciannya 12 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, 15 orang di Postu Sambikelen, 1 orang di RSUD Tanjung, dan 10 orang di Puskesmas Anyar. “Data sementara kerusakan rumah terdapat 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang dan 148 unit rusak ringan. Sebanyak 6.237 KK terdampak gempa,” ucap Sutopo.

 

Adapun gempa berkekuatan 6,4 skala richter tersebut terjadi sekitar pukul 05.47. Sutopo menjelaskan, laporan kerusakan rumah juga terdapat di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kota Mataram. Pendataan masih terus dilakukan oleh BPBD hingga saat ini.

Dia menambahkan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, tandu, peralatan kesehatan, kids ware dan makanan siap saji. “BNPB terus mendampingi BPBD dan mengirimkan bantuan yang diperlukan. Logistik dan peralatan yang ada di gudang BPBD disalurkan untuk membantu korban,” pungkas Sutopo.

MUSIBAH GEMPA DI LOMBOK

Kabupaten Lombok Timur

1. Korban (meninggal) : 10 orang
-Isma Wida (P) 30 tahun warga Malaysia
-Ina Marah (P) 60 tahun
-Ina Rumenah (P) 58 tahun
-Aditatul Aini (P) 27 tahun
-Herniwati (P) 30 tahun
-Ina Hikmah (P) 60 tahun
-Fatin (P) 80 tahun
-Egi (L) 17 tahun
-Wisnu (L) tahun
-Hajratul (P) 8 tahun.
2. Korban Luka Berat dan luka ringan
-67 orang dan ratusan jiwa luka sedang dan ringan
3. Kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit

Di Kabupaten Lombok Utara

1. Korban (meninggal) : empat orang
-Juniarto (L) 8 tahun
-Rusdin (L) 34 tahun
-Sandi (L) 20 tahun
-Nutranep (P) 13 tahun
2. Korban Luka Berat dan Luka ringan
-38 jiwa luka berat
3. Kerusakan Rumah: 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang dan 148 unit rusak ringan

 

(tik/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *