BPS Sebut Angka Kemiskinan Menurun

SUKABUMI– Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Kota Sukabumi menurun, penurunan tersebut dihitung sejak tahun 2016 hingga 2017 akhir. Adapun untuk konsep pengukuran kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).

Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

Bacaan Lainnya

Sementara untuk sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Modul Konsumsi dan Kor. Dan untuk, menentukan Garis Kemiskinan (GK) dilakukan dengan cara penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).

Berita Terkait : BPS: Tiga Kecamatan Masih Miskin

Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Kepala Seksi (Kasi) Nerasa dan Analisis Statistik BPS, Anita menjelaskan bahwa dengan penurunan ini maka jumlah penduduk miskin pada September 2017 mencapai 27,41 juta orang atau 8,48 persen.

Selama ini masyarakat miskin berkurang sebanyak 0,2 persen dibandingkan tahun 2016 sebanyak 27,51 juta orang atau 8,59 persen. “September 2017 persentase penduduk miskin di Sukabumi 8,48 persen, menurun dibandingkan tahun 2016. Walaupun penurunan belum signifikan tetapi tetap dibawah rata-rata angka kemiskinan Provinsi jawa barat dan nasional,”ujarnya Anita kepada koran ini pada Kamis (20/1).

Untuk jumlah penerima program penanggulangan kemiskinan pada tahun 2018 masih cukup tinggi maka dari itu Anita berharap TKPK (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan) dituntut jeli dalam menanggulangi masalah kemiskinan. Selain memperkecil jumlah penduduk miskin tim juga harus mampu mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

“Bicara tentang kemiskinan bukan hanya soal berapa jumlah dan persentase penduduk miskin namun tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri merupakan dimensi lain yang perlu diperhatikan oleh TKPK”,ujarnya.

Dengan adanya penurunan angka kemiskinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu banyaknya lapangan pekerjaan baru, melakukan pelatihan menjadi wirausaha yang bergelut dibidang koperasi, usaha, mikro, kecil dan menengah (KUKM).

Selain itu, banyaknya sekolah gratis sehingga warga dapat melakukan tingkat pendidikan sehingga mempunyai skill atau keahlian dan potensi dan banyaknya pembangunan infrastruktur di Kota Sukabumi.

Sementara itu, soal berita yang terbit di koran ini pada Jumat (20/7) dengan judul ‘BPS: Tiga Kecamatan Masih Miskin’ dirinya membantah bahwa tidak pernah mengucapkan hal tersebut.

“Itu bukan pernyataan saya yang mengatasnamakan lembaga BPS, jadi saya tekankan bahwa pernyataan itu tidak pernah saya keluarkan, “tukasnya. (pkl17/hnd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *