Hasyim Asyari, Perajin Popor Sekaligus Reparator Senapan Angin

Berawal dari hobi berburu hama pertanian, Hasyim Asyari kini mendapat sebutan dewa senapan lantaran kepiawaian dalam memperbaiki senapan angin. Mayoritas pesanan warga Desa Gondang, Kecamatan Tugu, itu datang dari luar pulau.

AGUS MUHAIMIN, Trenggalek

SUARA mesin bubut kayu terdengar cukup membisingkan telinga. Seorang pria paro baya yang diketahui bernama Hasyim Asyari terlihat sangat berhati-hati membuat lubang pada potongan kayu mahoni. ”Dulu saya pakai kayu jenis sono (angsana, Red), tapi sekarang sudah langka,” katanya sambil tetap memperhatikan balok kayu yang dia kerjakan, (10/7).

Hasyim sedang membuat popor atau gagang senapan angin. Kayu sono memang memiliki karakter yang cocok untuk dibuat popor senapan angin. Selain mudah dibentuk, kayu jenis itu memiliki ketahanan yang bagus. Namun, kayu mahoni juga tidak kalah dalam hal kualitas. Apalagi, kayu tersebut dikenal ringan.

Sudah cukup lama Hasyim menekuni usaha menjadi perajin atau reparator senapan angin tersebut, sejak sekitar 1990-an. Saat itu menjadi perajin popor adalah pekerjaan sampingan saja. Sebab, dia lebih memilih menjadi tukang pelitur atau poles kayu. ”Dulu saya pemborong pelitur. Ada banyak orang yang ikut,” kenangnya.

Sayang, kondisi fisiknya tidak begitu mendukung. Mungkin karena setiap hari berhubungan dengan cat dan pelitur, pernapasannya jadi terganggu. Akhirnya, pada awal 2000-an, Hasyim memilih banting setir dan berfokus menjadi perajin popor sekaligus senapan angin.

Hasyim menjelaskan, pada awal membuka reparasi itu, dirinya sempat diremehkan orang. Maklum, kala itu senapan angin menjadi salah satu benda yang cukup langka. Jangankan memperbaiki atau menjadi perajin, pemiliknya saja sangat jarang. ”Saat itu saya dengar ada bengkel untuk reparasi di daerah Kediri. Terus saya coba melihat ke sana,” ungkapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *