Sejak kehadirannya pasar penjualan baju bekas atau yang dikenal Cimol di Kota Sukabumi ternyata mendapatkan respon dari masyarakat, mulai dari kalangan berduit hingga yang kere pun berdatangan untuk berburu, bagaimana kisahnya? berikut liputannya
Sasqia Putri Ramadanti- Sukabumi
Saat pertama mendengar kata cimol, pasti masyarakat berfikiran kepada penjualan baju bekas. Namun, seiring dengan munculnya penjualan baju bekas di Kota Sukabumi, ternyata penjualan baju cimol mempunyai pasar sendiri. Tak, tanggung-tanggung yang menjadi pelanggannya pun mulai dari kalangan orang berduit hingga kere.
Seperti penyusuran wartawan koran ini kemarin, kondisi pasar cimol yang berada di Gang Arab Kelurahan Gunungparang ini ada sekitar puluhan toko yang berjejer menjajakan baju-baju bekas dari luar dan dalam negeri. Dari mulai jaket, celana, kaos, dress dan lain-lain. Setiap hari pasar ini selalu saja ada yang mengunjungi.
Kemungkinan meningkatnya pembelian baju cimol lantaran karena daya beli masyarakat terhadap baju baru menurun, selain itu juga kualitas baju cimol tidak berbeda jauh dengan baju baru. Hanya saja, di pasar ini kita harus benar-benar jeli memilih dan memilah kondisi baju yang akan dibeli. Tidak semua baju bekas tersebut dalam kondisi bagus dan laik pakai.
Berdasarkan penulusuran bahwa kemunculan penjualan cimol tersebut mulai ada pada tahun 1990-an yang awalnya di wilayah Bandung tepatnya di Gede Bage, Bandung. Namun, sekarang penjualan baju bekas tersebut sudah tersebar ke seluruh Nusantara.
Seperti yang dikatakan salah seorang pedagang baju bekas Indra (30) mengatakan, sejak berjualan tahun 2012 hingga sekarang kondisi penjualan trennya semakin membaik seiring dengan banyaknya pelanggan. Khusus untuk Indra, hanya menjual celana jeans dan jaket luar dan dalam. Karena hal itu paling diminati oleh masyarakat. Berdasarkan pengakuan Indra, pelanggannya bukan hanya kalangan masyarakat biasa tapi kadang masyarakat yang berduit juga datang kelapaknya.