Layanan Kartu Kuning Disoal, Sehari Tembus 350 Orang Pemohon

SUKABUMI – Pasca Idul Fitri, jumlah pencari kerja (Pencaker) di Kabupaten Sukabumi membludak. Ini terbukti dengan banyaknya warga yang memohonkan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, Senin (25/6). Namun dibalik itu, para pemohon merasa tidak puas dengan layanan petugas dinas karena dinilai kurang mempersiapkan ledakan pemohon.

Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, dihari biasa pemohon kartu kuning paling banyak diangka 70 orang. Namun setelah Idul Fitri, dalam satu hari pemohon pelengkap persyaratan melamar pekerjaan ini sampai diangka 350 orang. Petugas pelayanan yang terbatas pun dibuat kewalahan melayani permohonan ini.

Bacaan Lainnya

Bahkan dalam antreannya, Radar Sukabumi melihat banyak pemohon yang kurang bersabar. Aksi desak-desakan hingga berujung pada saling dorong pun tak bisa dihindari ketika mereka hendak nekad menerobos ke dalam ruang pembuatan kartu kuning.

“Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan memudahkan warga yang hendak membuat kartu kuning, kami siasati dengan menggunakan sistem nomor urut antrean.

Bisa di bayangkan, jika dihari biasanya pencaker yang membuat kartu kuning hanya mencapai sekitar 70 orang namun saat ini sampai 350 orang pemohon,” jelas Tatang saat disambangi Radar Sukabumi di Kantor Pelayanan Pembuat Kartu Kuning Disnakertrans Kabupaten Sukabumi, Jalan Raya Pelabuhan II, Kelurahan/Kecamatan, Lembursitu, Kota Sukabumi, kemarin.

Membludaknya pembuat kartu kuning pasca lebaran ini, Tatang menyebut karena banyak warga yang baru ke luar sekolah dan hendak mencari kerja. “Ijazah anak-anak sudah keluar yang SMA sederajat. Terlebih lagi, sejumlah perusahaan di Kabupaten Sukabumi sudah mulai membuka lowongan pekerjaan. Seperti di PT Pratama Sukalarang membutuhkan karyawan untuk operator mesin jahit sekitar 1.000 orang,” ujarnya.

Lamanya pelayanan pembuatan kartu kuning, sambung Tatang, karena terbatasnya jumlah petugas. Selain itu, sarana dan parasarana untuk menunjang pembuatan kartu kuning. Seperti komputer untuk menginput data pembuat kartu kuning, jumlahnya sangat terbatas.

“Kita kewalahan karena petugas yang membuat kartu kuning sangat sedikit. Sedangkan permintaan banyak sekali,” bebernya.

Seorang warga Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, Amar Amirullah (18) mengaku sangat menyesalkan dengan pelayanan Disnakertrans yang dinilai tidak maksimal. “Dampaknya antrean pun semakin panjang. Ya menurut saya, kurang maksimal pelayanannya,” akunya.

Ia menyebutkan, seharusnya petugas bisa mengantisipasi membludaknya pemohon kartu kuning usai Lebaran. “Kalau petugasnya sigap, tentu semua bisa dilayani dengan baik dan cepat. Bukan seperti sekarang, banyak warga yang menunggu antrean sampai berjam-jam,” pungkasnya. (cr13/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *