Simak, Ini Akibat Menahan BAB

TAK terbayangkan jika hasil proses metabolisme tubuh tidak dapat terbuang dengan baik,, saya yakin semua orang butuh dan akan buang air besar. Rata-rata orang BAB satu sampai tiga kali sehari, atau paling tidak tiga kali seminggu. Sepertinya hal sepele, tetapi jika terjadi gangguan akan berakibat fatal, Kita memang tidak perlu buang air besar setiap hari, tapi apa jadinya jika kita menahan BAB hingga berhari-hari ?

Seperti apa pola BAB yang normal?

Bacaan Lainnya

Buang air besar yang kurang dari tiga kali sehari dan terasa menyakitkan karena fesesnya keras bias dianggap sebagai sembelit. Sementara itu, BAB yang teksturnya encer berair dan membuat Anda bolak-balik ke WC lebih dari tiga kali sehari bias dikatakan diare.

Yang paling penting, jangan tunda ke kamar mandi saat panggilan alam sudah memanggil Anda. Menahan BAB barang sebentar saja bias merugikan kesehatan, apalagi jika terus diulur hingga hitungan hari — bahkan mungkin berminggu-minggu.

Apa akibatnya jika Anda terlalu lama menahan BAB?

Kasus menahan BAB dalam jangka waktu panjang pernah terjadi pada awal 2013 lalu. Dilansir Kompas, seorang remaja Inggris berusia 16 tahun yang bernama Emily Titterington meninggal dunia karena tidak BAB selama 8 minggu. Titterington diketahui memiliki autis meringan yang membuatnya takut untuk masuk ke toilet, sehingga ia memilih untuk menahan BAB. Titterington dilaporkan meninggal karena mengalami serangan jantung akibat pembengkakan usus yang menekan organ tubuh bagian dalam lainnya.

Berikut beberapa risiko yang mungkin Anda hadapi jika nekat menahan BAB hingga berhari-hari.

1. Fesesmengeras

Feses mengandung 75% air beserta campuran bakteri, protein, sisa makanan yang tidak dapat dicerna, sel-sel mati, lemak, garam, dan lendir. Karena sebagian besarnya adalah air, feses bias dengen mudah bergerak di sepanjang usus dan dikeluarkan lewat rektum.

Namun, semakin lama Anda menahan BAB, feses bias mongering dan mengeras karena tubuh akan menyerap kembali kandungan airn yaitu. Feses yang keras sulit untuk dikeluarkan. Hal ini akan menyebabkan Anda merasakan sakit perut yang hebat. Gejala lainnya yang dapat timbul adalah rasa gelisah dan kehilangan nafsu makan.

2. Pergerakan usus yang melambat

Sengaja menahan buang air juga dapat berpotensi merusak mekanisme umpan balik yang berfungsi untuk melancarkan pergerakan usus. Jika Anda terus-menerus menahan BAB, pergerakan usus bias melambat dan akhirnya bukan tidak mungkin untuk berhenti sama sekali.
Meskipun tidak diasup makanan, usus tetap memproduksi sedikit cairan encer dan lendir, sehingga usus tidak akan benar-benar kosong. Selain itu, disadari atau tidak, Anda akan mengencangkan otot-otot panggul dan pantat ketika sengaja menahan reflex untuk buang air besar.

Disaat yang bersamaan, feses yang masih cair dapat menyelinap melewati massa feses yang padat, sehingga membuat gumpalan feses menjadi semakin besar dan akan terasa sangat sakit untuk buang air besar.

Jika Anda terus saja makan seperti biasa tanpa BAB, lambat laun usus besar Anda bias membengkak akibat penumpukan feses yang mengeras ini. Akibatnya, usus besar bias terluka atau sobek.

3. Infeksibakteri

Orang-orang selama ini beranggapan bahwa menahan BAB dalam waktu lama sama saja Anda menyimpan tumpukan racun dalam tubuh. Ini benar. Usus besar terusmenahan feses di dalamnya sehingga tidak memungkinkan tubuh untuk membuang racun.

Selain itu, Anda juga berisiko mengalami infeksi bakteri ketika ada feses yang bocor keluar melewati luka atau robekan yang ada di usus atau rektum. Saat usus terinfeksi, bakteri yang semula hidup normal di usus akan mulai berkembang biak dengan cepat. Ususakanmengalamiperadangandanterisinanah. Infeksi ini akan menekan usus sehingga menghambat aliran darah mengalir melalui dinding usus. Akibatnya, jaringan usus akan kekurangan darah dan mati secara perlahan.

Proses ini akan terus berlanjut sampai dinding otot usus menjadi sangat tipis dan akhirnya pecah. Ini memungkinkan nanah yang mengandung bakteri di dalam usus tersebut bocor kebagian perut lainnya. Kondisi ini disebut dengan peritonitis.

4. Jangan suka menahan BAB!

Sebaiknya segera ke kamar mandi begitu perut mulai terasa melilit. Jika Anda menahan BAB tanpa sengaja karena sulit mengeluarkannya, gunakan obat pencahar atau obat pelunak feses lain untuk merangsang pergerakan usus kembali lancar.

Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter apabila Anda masih mengalami masalah BAB meski sudah minum obat atau memperbaiki pola makan.

 

(Gema Kriesma, AmKep, Petugas Promkes Puskesmas Limbangan Dinkes Kabupaten Sukabumi). (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *