Agar Korban KM Sinar Bangun Ditemukan, Masyarakat Gelar Ritual Gondang Pangelekan

Suara musik gondang khas Batak terdengar dari atas kapal KM Patrajasa, Sabtu (23/6). Suara serunai atau alat tiup etnis Batak yang ditiupkan begitu lirih terdengar dari atas kapal. Musik itu sengaja di mainkan sebagai salah satu bagian dari ritual.

Kapal yang mengangkut pemain musik itu, kemudian bergerak ke lokasi yang diprediksi sebagai tempat karamnya KM Sinar Bangun. Kelompok pemusik itu berasal dari Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun.

Bacaan Lainnya

Di tempat tersebut, mereka menggelar ritual Pangalekan. Ritual itu dilakukan agar jasad para korban mudah ditemukan. Ritual itu dibuka oleh petuah adat dari atas kapal. Beberapa lembar daun sirih, telur, gajut (tempat sirih) dan tandok tempat beras, jadi sesaji dalam ritual itu. Seorang wanita yang didapuk menjadi petuah adat tampak merapal doa-doa. Kemudian gondang dimainkan.

Menurut Julianus Manik, salah satu pemain gondang menyebut ritual itu sebagai oengharapan mereka agar jasad korban segera ditemukan. “Biar mayatnya diangkat, kata paranormal harus dipukul gendang. Ini supaya mempermudah diterima Tuhan yang kuasa,” kata Julianus usai ritual, Sabtu (23/6).

Disitu, paranormal meminta kepada Tuhan dan penjaga danau agar dimudahkan dalam pencarian jasad. Julianus juga mengatakan, ini adalah anjuran dari Bupati Simapungun agar melaksanakan ritual.

Julianus, ternyata adalah satu dari sekian banyak keluarga korban yang menunggu kepastian pencarian Jasad Tim SAR. Adiknya, Hotman Manik menjadi korban kapal nahas itu.

(pra/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *