Bagi Anda yang sudah merencanakan mudik ke Cianjur melewati Jalan Raya Puncak, baiknya ditunda dulu. Sebab, Polres Bogor tidak menganjurkan jalur itu dilewati.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Bogor AKP Hasby Ristama menyarankan masyarakat untuk lewat jalur Jonggol. Selain jalurnya bagus, pemandangan selama melintasi jalur via Jonggol tak kalah indah.
“Yang pasti bisa cepat sampai bila ingin ke Cianjur, Cibodas, Ciloto, Cipanas lalu Taman Bunga. Nggak perlu lagi menggunakan jalur Puncak. Langsung saja lewat Cibubur, Cileungsi, Jonggol, Cariu,” ujar Hasby, Jumat (8/6).
Jalur Jonggol ini disebut Hasby lebih bagus, rapi dan tidak memiliki kendala yang dapat membahayakan pemudik. Kepadatan di jalur Jonggol sendiri hanya akan terjadi di daerah Cibubur Junction.
Bahkan dari jarak tempuh, jalur itu lebih singkat ketimbang pemudik melintasi jalur Puncak yang kerap macet hingga memakan waktu sampai lima jam. “Kalau lewat Jonggol, ke Cianjur itu sekitar 86 kilometer dengan waktu tempuh 2,5 jam. Bisa hempat dua sampai 2,5 jam,” kata Hasby. Untuk sistem SSA di jalur Puncak, Hasby menyatakan ada waktu-waktu yang harus dipahami masyarakat. SSA ke arah atas dimulai pukul 07:30 hingga 11:00 atau 12:00 WIB. Sementara untuk ke arah bawah dimulai pukul 13:00 hingga 17:00 atau 18:00 WIB.
”Jadi masyarakat yang ingin menuju Puncak di jam 15:00 sampai 17:00 WIB, lebih baik malam sekalian. Daripada lama menunggu sampai delapan jam di jalan, itu lama. Kasihan masyarakat,” lanjutnya.
Meski demikian, sistem SSA ini tidak akan berlaku pada hari H Idul Fitri 1439 Hijriah. Kepadatan di daerah Puncak pun akan luar biasa terjadi. ”Hari pertama Lebaran, kita tidak berlakukan SSA. Ini karena ada gerak masyarakat sekitar di situ, banyak yang mau silaturahmi. Nanti kalau mereka terkena macet karena SSA juga tidak baik,” ujar Hasby.
Momen meningkatnya jumlah pengendara di jalur Puncak biasanya terjadi setelah salat Idul Fitri sekitar pukul 10:00 WIB. Sistem SSA ini sendiri berlaku hingga 24 Juni. Beberapa titik yang berpotensi mengalami kepadatan di antaranya Pasirmuncang, Pasirangin, Megamendung, Lokakarya, Pasar Cisarua, Simpang Taman Safari dan Warungkaleng. Tempat-tempat ini mendapat perhatian karena jalurnya yang mengecil atau bottle neck.
”Ini tempat-tempat yang kita fokuskan karena jalurnya mengecil untuk masuk ke dalam. Di lokasi ini sendiri banyak vila penginapan maupun lokasi wisata,” ujar Hasby.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Ditjen Bina Marga Atyanto Busono menyatakan jalur Puncak bisa dilewati seperti biasa. Sebab, proses penguatan jalan sudah selesai namun menunggu hasil uji laik jalan. ”Kalau yang lain, untuk penguatan jalan seperti biasa bisa dilewati. Tapi harus uji laik dulu untuk berapa beban yang boleh lewat,” jelasnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto pun menyebut jalur Puncak umumnya siap menerima pemudik Lebaran tahun ini. Jalur ini bisa digunakan normal oleh kendaraan pribadi. ”Jalur Puncak sudah kita lebarkan. Hanya penguatan tebingnya baru satu baris dari tiga yang kita rencanakan. Untuk mudik bisa. Siap,” kataya.
Berdasarkan data tol sendiri, beban jalur Puncak dari Gadog menuju Puncak Pass sejauh 21 km ini sekitar 42 ribu kendaraan. Saat weekend kendaraan yang melintas mencapai 62 ribu. Selama musim mudik sendiri biasanya jumlah kendaraan mencapai 100 ribu kendaraan, namun untuk saat ini pihak kepolisian belum memprediksi akan terjadi kenaikan atau penurunan jumlah kendaraan. (re/feb/run)