PSI Dinilai Tak Tahu Cara Berdemokrasi

JAKARTA— Ketua Umum Generasi Muda Partai Berkarya (GMB) Raden Andreas Nandiwardhana menuntut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta maaf atas pencemaran nama baik Presiden kedua Soeharto dalam video yang diunggahnya di media sosial beberapa waktu lalu.

“Kami meminta klarifikasi dan menuntut permintaan maaf dari PSI atas tuduhan-tuduhan yang menyudutkan Presiden Kedua Soeharto serta menurunkan semua video-video tersebut,” ucap Andreas dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Selasa (5/6).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, tuduhan-tuduhan yang dilayangkan PSI terhadap Soeharto tidak mempunyai bukti yang kuat dan nyata. Selanjutnya, ia menunggu permintaan maaf dari PSI kepada Partai Berkarya serta keluarga besar Cendana.

“Jika sampai waktunya, mereka belum meminta maaf. Kami akan melakukan langkah-langkah yang tepat guna meluruskan opini yang berkembang di tengah masyarakat, karena hanya permintaaan maaf yang kami tunggu,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Polhukam DPP GMB M Tasrif Tuasamu mengatakan, dalam hal ini PSI tidak mengajarkan cara beretika dalam berdemokrasi dan tidak fair. “Partai PSI baru Berkarya juga baru, namun sangat disayangkan PSI tidak mengajarkan cara etika yang baik dalam berdemokrasi dan tidak fair dalam mengambil sikap,” katanya. Lebih lanjut, PSI seharusnya memberi pelajaran dan pendidikan politik yang baik untuk partainya.

“Bukan yang diangkat malah materi untuk mengadakan perlawanan terhadap partai berkarya dengan viralkan video masalah orde baru saya fikir itu tidak fair, ” ucapnya. Tafsir menjelaskan, mengapa PSI tidak mengangkat orde lama kenapa PSI hanya menyudutkan orde baru. PSI harus terbuka terhadap publik dan memberikan alasan kenapa dia harus viralkan video secara arogansi menyudutkan keluarga Soeharto dan Keluarga Cendana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *