Amien Rais : Pak Harto Hanya Ditemani Menteri Ini, Di ujung Kekuasaannya

Tokoh reformasi Amien Rais menceritakan tentang siapa pembantu Presiden Soeharto yang paling setia, hingga akhir kekuasaannya. Kesaksian itu diungkapkan oleh salah satu dokter pribadi sang penguasa orde baru.

Kala itu malam tanggal 20 Mei, pada Soeharto ingin lengser dari jabatannya. Namun, presiden berjuluk Bapak Pembangunan itu tidak didampingi menteri-menterinya. Hanya ada satu orang, yakni Saadillah Mursjid ‎yang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.

Bacaan Lainnya

Berita Terkait : 21 Mei, 20 Tahun Lalu Soeharto Tumbang

“20 Mei malam Pak Harto akan pidato lengser. cuma tidak ada satu menteri yang masih mendampingi kecuali Saadilah Mursyid,” ujar Amien dalam pidato 20 tahun reformasi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (21/5).

Amien yang saat ini duduku sebagai Ketua Dewan Kehormatan DPP PAN pun menyebut itulah watak manusia. Ketika Soeharto berada dalam kesusahan tidak ada menteri yang menemaninya kecuali Saadilah Mursyid. Namun ketika berada di puncak banyak yang mendekatinya.

“Jadi ketika Pak Harto jaya semua berkerumun. Begitu beliau mau step down, tingal hamba Allah bernama Saadillah ini,” katanya.

Oleh sebab itu, Amien berharap kisah Presiden Soeharto ini dijadikan pelajaran berharga oleh masyar‎akat. Pelajaran itu untuk pintar memilih orang atau teman yang setia di kala susah dan senang.

“Hati-hati kalau anda punya table friends. Begitu Anda gelar pesta senang dan muji-muji. Begitu susah, mereka hilang,” pungkasnya.

Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa.

Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988,1993, dan 1998.

Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden.

Peninggalan Soeharto masih diperdebatkan sampai saat ini. Dalam masa kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur.

Saat itu Presiden Soeharto juga membatasi kebebasan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, dan dianggap sebagai rezim paling korupsi sepanjang masa dengan jumlah USD 15 miliar sampai USD 35 miliar.

Usaha untuk mengadili Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008.‎ (gwn/Gunawan Wibisono)

(gwn/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *