Anak Teroris Sidoarjo, Bongkar Kelakuan Buruk Ayahnya

SIDOARJO – Ledakan bom di lantai lima Rusunawa Wonocolo Sidoarjo, Jawa Timur, menewaskan tiga orang, yakni terduga teroris Anton, istrinya Puspitasari (47), dan anak sulungnya.

Sementara dua anak Anton berinisial FP dan GHA selamat. Namun keduanya terkena serpihan bom, sehingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Bacaan Lainnya

Sedangkan anak laki-laki Anton berinisial AR (16) tidak berada di TKP saat kejadian. AR berada di rumah neneknya yang masih satu blok dengan tempat tinggal Anton.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat menemui AR yang merupakan saksi paling utama dalam kasus ledakan bom di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo. Tito menanyakan beberapa hal terkait sepak terjang ayah dan ibu AR.

Tito menanyakan mengapa AR tidak bergabung dan mengikuti doktrin orang tuanya sebagai teroris. Jawaban AR pun mengejutkan. Ia mengaku ogah mengikuti jejak orang tuanya lantaran tidak senang dengan sipaknya yang sering mengkafirkan orang lain.

“Saya tidak mau ikut dengan bapak dan ibu karena mereka sering ajarin saya nggak bener. Dia selalu mengajarkan tentang jihad, ini orang kafir semua yang ada di sekitar sini, negara kafir, harus kita perangi, harus kita bunuh. Bila perlu kita yang bunuh diri menghadapi mereka,” ucpa Tito menirukan jawaban AR saat tampil di Mata Najwa, Rabu (16/5) lalu.

Menurut Tito, AR mengaku pernah diajak ke tempat Dita, pelaku bom bunuh diri di gereja Surabaya, Jawa Timur. Di tempat itu, AR mendengarkan ceramah yang disampaikan Dita tentang orang kafir dan negara kafir.

“Saya tanya kenapa Adik (AR) tidak mau (gabung), dia bilang karena di sekolahnya tidak diajarkan seperti itu. Dia (AR) sekolah, sementara adiknya dua lagi tidak sekolah meskipun usia sekolah,” tambah Tito.

AR juga mengaku sering melihat ayahnya belajar merakit bom dari internet. Namun, AR tidak pernah tertarik belajar merakit bom seperti yang dilakukan ayahnya.

“Ayahnya kan berbisnis online ya, jadi sering di komputer. Dia (AR) sering melihat bapaknya browsing internet tentang cara membuat bom dan latihan-latihan militer,” pungkas Tito.
(one/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *