JAKARTA— Pesarudaraan Alumni 212 memberikan penjelasan soal pertemuan tokoh alumni 212 dengan Presiden Joko Widodo di Masjid Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/4). Ketua Tim 11 PA 212 Misbahul Anam mengatakan pertemuan tersebut bersifat tertutup. Sehingga pihaknya tidak tahu siapa yang membocorkan. Bahkan, semua peserta dalam pertemuan tidak diperkenankan membawa alat komunikasi ke dalam masjid yang menjadi tempat pertemuan.
“Saat pertemuan itu tidak diperkenankan membawa HP, bahkan photograper Istana juga tidak diperkenankan mengambil gambar,” kata dia kepada wartawan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4).
Dalam pertemuan itu, lanjut Anam, bertujuan untuk menyampaikan informasi akurat terkait dengan kasus-kasus kriminalisasi yang dialami para ulama dan aktivis 212. Dengan harapan, Presiden mengambil kebijakan menghentikan kriminalisasi ulama dan aktivis 212 dan mengembalikan hak-hak korban dari kriminalisasi tersebut.
Anam juga membantah, pertemuan itu diduga terkait kepentingan Pilpres 2019 untuk memberikan dukungan terhadap Jokowi. “Pertemuan kami tidak ada dukung-mendukung. Dalam pertemuan itu kami hanya membahas soal penzaliman yang dialami oleh ulama,” tegasnya. (rus)