Keseruan Peringatan Hari Kartini di Istana Bogor

BOGOR – Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan istri Wapres, Mufidah Jusuf Kalla memperingati Hari Kartini di halaman depan Istana Bogor, Sabtu (21/4).

Keduanya tampak cantik dan segar memakai kebaya berwarna pink magenta, bawahan bersanggul ala Kartini dan sogan motif batik. Dua ibu yang murah senyum dan ramah itu datang dan langsung menyalami tamu undangan yang hadir.

Bacaan Lainnya

Dalam acara itu hadir juga beberapa menteri perempuan di antaranya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise. Ketiganya juga kompak memakai kebaya dan bersanggul.

Selain itu juga hadir para istri dari menteri Kabinet Kerja atau Oase, istri-istri gubernur se-Indonesia beserta para perempuan pegiat sosial.

Dalam acara itu, Iriana dan Mufidah memanfaatkan momen pidato untuk mewawancarai dua pegiat sosial.

Pertama, Supar Trusti Mulyono sebagai pegiat sosial yang menangani penyandang disabilitas kaum duafa. Lalu Aisyah Dahlan, pegiat sosial yang menangani anak-anak ketergantungan obat terlarang.

Wawancara yang dilakukan di depan panggung dan disaksikan oleh tamu serta undangan dibuka dengan pertanyaan dari Mufidah Kalla.

“Sejak kapan Ibu mulai aktif menjalankan tugas ini?” tanya Mufidah kepada Aisyah.

“Kalau mengurus pengguna narkoba sejak 1998. Jadi tahun ini genap 20 tahun. Tapi dua tahun terakhir, saya juga menangani LGBT,” jawab Aisyah.

Iriana kemudian bertanya soal kisaran usia para pengguna narkotika.

Menurut Aisyah, rata-rata pengguna narkoba di Indonesia berada di usia produktif. Bahkan, Aisyah menemukan bocah berusia 10 tahun menjadi korban penyalahgunaan narkoba.

Mendengar demikian, Iriana terkejut bukan main.

“Wah, 10 tahun ada? Ini sangat memprihatinkan sekali ya,” ujar Iriana.

Iriana kemudian bertanya lagi, jenis narkoba apa yang paling banyak dikonsumsi anak-anak.

Menurut Aisyah, untuk anak-anak, mereka biasanya menggunakan lem, tinta spidol, bensin hingga cairan pembersih lantai kamar mandi untuk mendapatkan efek serupa mengonsumsi narkoba.

Mendengar itu, Iriana tampak sangat terkejut.

“Kenapa mereka bisa mencium itu, Bu?” tanya Iriana dengan antusias.

“Baunya itu Bu. Ada zat yang bisa menyebabkan efek tertentu dan bisa menyebabkan ketergantungan,” jawab Aisyah.

Mufida melanjutkan bertanya, “apakah setelah diobati, mereka bisa sembuh?”

Aisyah optimistis bisa sembuh, asalkan setelah direhabilitasi, anak itu dipantau dengan benar dan dijaga agar tidak kembali lagi mengonsumsi narkoba.

Iriana menambahkan, pemerintah berkomitmen memberantas penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Iriana sendiri mengaku aktif berkeliling Indonesia untuk mensosialisasikan bahaya narkoba kepada anak-anak sekolah. (flo/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *