Umat Islam Cianjur Sakit Hati, Akibat Puisi Sukmawati, Siap Aksi

CIANJUR – Apa yang kau ucapkan, mampu membawa pengaruh terhadap dirimu sendiri. Ya, Mulutmu Harimaumu. Puisi yang dibacakan Sukmawati berjudul ’Ibu Indonesia’ otomatis menuai kritik tajam layaknya pisau. Sejumlah kalangan menilai, apa yang diucakan anak dari Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno itu telah menistakan agama Islam.

Bait demi bait dalam puisi itu dianggap sebagai bahan bakar yang menuai kontroversi khususnya bagi umat Islam di Indonesia tak terkecuali Kabupaten Cianjur.

Bacaan Lainnya

Wakil Sekretaris MUI Kabupaten Cianjur, Kasmiri mengatakan, tingkat keagamaan yang dimiliki oleh Sukmawati termasuk rendah dan tidak sepantasnya seorang tokoh berbicara seperti itu.

”Mungkin keluarga beliau itu sangat mengagungkan budaya. Tapi di sini sebagai negara yang berideologi pancasila, sungguh tidak sepantasnya dia berlaku seperti itu,” ujarnya.

Semua umat Islam pasti marah atas pernyataan Sukmawati karena berucap tanpa berpikir dampak dari ucapannya.

”Semoga dengan adanya aksi demo yang dilakukan di berbagai daerah bisa memberikan kesadaran, dan semoga beliau bisa mendapatkan hidayah,” kata Kasmiri dengan tegas.

Senada, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Fakhrurrazi menambahkan, ucapan politikus seperti itu dianggap sangat kebablasan dan secara hukum bisa masuk pelanggaran yakni sebagai penistaan agama.

”Mungkin untuk kasus Ahok itu masih wajar karena dia yang notabennya bukan seorang muslim berucap seperti itu. Tapi ini yang jelas KTP-nya beragama Islam, malah menginjak-injak dengan ucapannya. Seolah cadar dan hijab juga suara adzan hanya untuk di Arab saja,” tutur Fakhrurrazi.

Ucapan Sukmawati yang liar itu mungkin didasari oleh latar belakang keluarganya yang masih menganut paham-paham kuno yang membudaya. Fakhrur beranggapan bahwa adanya puisi Sukmawati ini dinilai mampu memancing kemarahan umat muslim.

”Tentunya seluruh umat muslim pasti marah dengan ucapan Sukmawati, tak ada nilai pancasilanya, yang ada hanya memperkeruh rasa persatuan,” jelasnya.

Menurutnya, mau tidak mau, tentunya demo pasti akan berlangsung. Seperti di daerah Cianjur sendiri yang akan mengadakan demo pada Jumat (6/4/2018) di Mapolres Cianjur.

”Kami pun pihak Muhammadiyah akan mengeluarkan pernyataan atas kejadian ini. Namun yang masih saya tidak mengerti adalah siapa yang menyuruh Sukmawati untuk berpuisi, apakah pihak panitia di acara tersebut atau siapa,” ungkapnya penuh tanda tanya.

Dengan respon umat muslim terhadap puisi Sukmawati ini, Fakhrurrazi mengaku takut bila dimunculkannya sebuah Undang-Undang (UU).

”Bisa jadi ini adalah sebuah pancingan terhadap umat Islam dimana saat aksi demo di mana-mana terjadi, dengan mudahnya yang berkuasa megeluarkan perarturan yang bisa jadi membubarkan ormas-ormas dan menciduknya,” katanya.

Baginya, Jokowi baru-baru ini mengundang seluruh ulama di Jawa Barat untuk membangun Ekonomi keumatan. Namun, hal yang dilakukan Sukmawati sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh Presiden RI.

”Mungkin ada agenda terselubung dari semua ini, semoga aksi demo yang dilakukan diberbagai tempat dapat berjalan dengan lancar dan semoga Sukmawati bisa menyadari dan hal ini bisa menjadi contoh untuk seluruh masyrakat agar tidak ada lagi Sukmawati lainnya,” pungkasnya.

(radar cianjur/cr4)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *