Dishub Klaim 71 Persen Setuju SSA

SUKABUMI — Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi mengklaim 71 persen pengendara, khususnya sopir angkutan kota (Angkot) setuju dengan pemberlakuan uji coba sistem satu arah (SSA) disepanjang Jalan Stasiun Timur pada Senin 12 maret 2018 lalu. Adapun 29 persen diantaranya tidak menyetujui hal tersebut. “Hasil survei kami ternyata 71 persen para pengendara setuju dan sisanya 29 persen tidak setuju,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dishub Kota Sukabumi Imran Wardhani kepada Radar Sukabumi, belum lama ini.

Imran menerangkan, selama 15 hari uji coba SSA pada 26 Februari lalu, Dishub Kota Sukabumi menerima tanggapan postif dari masyarakat hingga keluhan dari pengemudi angkutan umum. “Berdasarkan data tercatat sedikitnya 40 keluhan yang disayangkan masyarakat dan pengemudi angkutan umum ke pihak Dishub. Salah satunya, masih ada angkot yang memutar arah di persimpangan lampu merah antara Jalan Ahmad Yani dan Jalan Stasiun Timur,” terangnya.

Tidak hanya itu, para sopir angkot juga mengeluhkan SSA karena tidak bisa terlalu lama ngetem. “Keluhan yang masuk mayoritas dari supir angkot. Mereka tidak bisa ngetem lama-lama. Sebenarnya bisa ngetem, tapi kapasitas terbatas hanya empat atau lima kendaraan, jadi mereka ngeluh rugi,” paparnya.

Kendati adanya keluhan itu sambung Imran, namun hasil survei ke seratus responden terdiri dari pemilik toko, pedagang, pejalan kaki, warga yang berbelanja, pengemudi angkot, penumpang angkot, penumpang kereta api, pengemudi roda dua serta pengemudi roda empat menyatakan setuju dengan adanya SSA tersebut. Sebab, dengan diterapkannya sistem ini dapat meminimalisir terjadinya kemacetan. “Kami melakukan survei terhadap sembilan komponen lapisan masyarakat yang setiap hari melintasi Jalan Stasiun Timur dan semuanya rata-rata ingin lancar,” imbuhnya.

Imran mengaku, selama masa uji coba, masih terjadi kepadatan arus kendaraan khususnya pada waktu sibuk dari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. “Ya kalau jam kerja dan pulang sekolah masih suka ada penumpukan kendaraan.” akunya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *