Awal Mula Terjadinya Banjir Lumpuhkan Cicaheum

BANDUNG – Banjir bandang menerjang kawasan Cicaheum, Kota Bandung, Selasa (20/3), terjadi karena jebolnya tanggul sungai yang berada di kawasan Jatihandap sekitaran Cicaheum, Kota Bandung.

Seorang warga Perumahan Pondok Harmoni, Jalan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Yusa (34), menuturkan hujan deras disertai angin kencang mulai mengguyur kawasan Cicaheum sejak pukul 15.30 WIB.

Bacaan Lainnya

“Hujannya tidak berlangsung lama, sekira 30 menitanlah,” ujar Yusa saat ditemui Radar Bandung di kediamaannya di Perumahan Pondok Harmoni, Selasa (20/3).

Pada saat kejadian, Yusa sedang berada di pos RT setempat sedang mengobrol dengan Ketua RT, lalu secara tiba-tiba, sekira pukul 15.50 WIB, ia melihat air dari sungai sekitaran perumahan tersebut meluap dan tanggul yang terbuat dari tembok untuk menahan aliran sungai yang meluap tersebut hancur.

“Saya teriak sama pak RT, banjir-banjir!,” terangnya.

Seketika, Yusa langsung memberitahukan warga sekitaran perumahan tersebut melalui Grup WhatsApp warga perumahan untuk segera menyelamatkan diri.

Lanjutnya, kecepatan air sangat kencang dan deras, ketinggian air pada saat kejadian mencapai tinggi tubuh oranh dewasa menurutnya.

“Bahkan ada sekira dua mobil warga yang terbawa arus banjir tadi,” kata Yusa.

Selama lima menit tersebut, kebanyakan warga memilih berlindung di atap-atap rumahnya masing-masing dan ada pula yang bertahan di lantai paling atas yang rumahnya memiliki dua lantai atau lebih.

Menurutnya, semua warga tak sempat menyalamatkan barang-barangnya dikarenakan kejadian banjir bandang tersebut sangat cepat.

“Alhamdullilah, korban jiwa mah gak ada, tapi hampir seluruh pemukiman warga perumahan ini hancur berantakan dan dipenuhi lumpur,” jelasnya.

Hanya butuh waktu lima menit, banjir bandang tersebut menghancurkan beberapa rumah di perumahan Pondok Harmoni tersebut.

Pada pukul 17.00 WIB, Yusa mengatakan bahwa banjir mulai surut di kawasan perumahannya, namun tak lama dari itu ia mendengar kabar bahwa banjir mulai menerjang ke kawasan Terminal Cichaeum yang posisinya sebenarnya berada di bawah perumahan Pondok Harmoni.

“Pas saya sama warga lagi membereskan rumah, dapat kabar dari kerabat bahwa banjir sekarang merendam Terminal Cicaheum,” ungkapnya.

Pukul 17.30 WIB, Yusa memaparkan, Lurah setempat beserta tim dari Badan Nasional dan Pencarian Pertolongan (Basarnas) Bandung mendatangi warga di sekitaran Perumahan Pondok Harmoni tersebut untuk melakukan bantuan serta evakuasi terhadap warga perumahan tersebut.

Tim dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) Bandung pun ikut hadir membantu membersihkan jalanan sekitaran Jatihandap.

Yusa mengatakan, ia dan warga sangat mencurigai penyebab terjadinya banjir bandang tersebut disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan atau pembangunan-pembangunan yang berada di kawasan Bandung Utara, sehingga menyebabkan air hujan langsung turun ke kawasan yang lebih rendah.

“Tak ada resapan air yang baik, kita harapannya sih ada tindakan tegas dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk segera menyelesaikan permasalahan ini,” ujarnya.

Di samping itu, Kepala Bidang Kesiapsiagaan DKPB Kota Bandung Kurnia Saputra mengatakan, DKPB telah menurunkan delapan unit mobil pemadam kebakaran untuk segera menangani bencana alam tersebut.

“Hingga pukul 20.00 WIB, para petugas masih membersihkan lumpur di lokasi kejadian dan dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung,” ujarnya saat dihubungi Radar Bandung melalui saluran telepon, Selasa (20/3).

Kurnia menjelaskan, dugaan sementara hingga hari Selasa (20/3), banjir terjadi akibat luapan air Sungai Cipamokolan yang tinggi karena hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Bandung sejak sore hari, sehingga menyebabkan tanggul sungai tersebut jebol.

“Saat ini sedang dilakukan inventarisasi di lapangan, apakah debit air di atas pegunungan yang tinggi atau ada penyebab lainnya,” imbuhnya.

Menurutnya, ada dua sungai yang berada di kawasan Padasuka, Mandalajati juga meluap.

“Sungai Cicabe dan Cileuweung yang berada di kawasan Padasuka, Mandalajati,” terang Kurnia.

Kurnia menuturkan, air dari dua sungai tersebut meluap saat hujan deras terjadi. Sekitar pukul 16.30 WIB. Laporan warga sekitat kepadanya, air tiba-tiba keluar dari kedua sungai tersebut lalu menerjang dan meluap hingga ke seluruh badan sekitaran Terminal Cicaheum.

“Air meluap membawa lumpur hingga ke jalan,” katanya.

Akibatnya, hingga pukul 20.00 WIB,  kawasan Jalan AH Nasution lumpuh total. Disamping itu, lumpur juga masih menutupi jalan utama yang menghubungkan kawasan Cikutra – Cicaheum.

“Masih menutupi jalan, belum bisa dilalui,” katanya.

Kurnia mengaku belum bisa memastikan berapa jumlah kerugian materi akibat kejadian tersebut termasuk adanya korban.

“Hingga saat ini, tak ada korban jiwa,” terangnya.

Kurnia menuturkan, DKPB turut dibantu oleh Kepolisian Polsek Antapani, DPU Kota Bandung serta Basarnas Bandung, bekerjasama bertugas melakukan evakuasi, pembersihan jalan serta pengaturan lalu lintas di kawasan Cicaheum serta kawasan Mandalajati.

“Lumpur setebal 30 sentimeter masih menumpuk di jalanan. Kita gunakan alat berat juga untuk membersihkan lumpurnya, namun sepertinya cukup membutuhkan waktu berjam-jam sehingga kondisi hingga malam hari, masih macet,” pungkasnya.

(Radar Bandung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *