Cara Nasabah Terhindar Dari Skimming

Pembobolan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dengan merekam data (skimming) nasabah bank terjadi di sejumlah daerah dan membuat resah publik. Namun, selalu ada cara agar kita tidak kecolongan dan menjadi korban.

Ahli Forensik Digital Ruby Alamsyah mengatakan, hal paling dasar yang perlu dilakukan para nasabah adalah mencari tahu apa itu skimming atau alat perekam datanya. Untuk mengetahuinya, bisa dilakukan dengan berselancar di internet.

Bacaan Lainnya

Dia menjelaskan, biasanya skimmer ditempel di bibir untuk memasukkan kartu ATM. Bentuknya pun menyesuaikan yang biasa ditempel pihak bank.

“(Terkadang) dibikin seperti alat anti skimmer padahal alat skimmer itu sendiri,” ujarnya saat dihubungi JawaPos.com, Sabtu (17/3).

Selain skimmer, perlu diperhatikan pula adanya kamera tersembunyi di atas tombol angka untuk memencet pin ATM. Bahkan yang berbahaya, si pelaku memasang pinpet palsu.

Jika menemukan kejanggalan tersebut, Ruby menyarankan agar nasabah tidak menggunakan ATM itu dan melapor ke pihak keamanan atau bank. “Kalau ada alat-alat janggal atau terkesan berbeda dengan mesin asli, lapor ke pihak keamanan dan bank,” katanya.

Lebih lanjut, dia menerangkan, pelaku kejahatan skimming tidak pernah memasang alat tersebut dalam jangka waktu yang panjang. Alat tersebut terpasang hanya dalam hitungan jam karena memorinya yang minim.

“Alat skimmer tidak ada yang menempel seharian di mesin ATM. Jadi terkesan masyarakat tidak banyak melihat alat itu. Dua sampai tiga jam diambil lagi,” kata salah satu orang Indonesia yang bersertifikasi forensik digital internasional itu.

Pelaku pun tidak pernah menyasar mesin ATM yang berada di lingkungan bank. Mereka biasanya beraksi di tempat yang lokasi keamanannya minim.

“Kami identifikasi tidak pernah pelaku pasang alat skimmer di ATM di kantor bank karena pelaku anggap itu risiko besar,” tambah Ruby.

Kendati ada CCTV di setiap mesin ATM, menurutnya itu tidak bisa menjadi jaminan. Si pelaku juga kerap kali menggunakan topi, kaca mata hitam, atau helm untuk menutupi aksi kejahatannya.

“CCTV bersifat pasif hanya merekam siuasi di ATM saja, hanya merekam ke komputer tidak ada yg memantau langsung, real time,” ungkap Ruby.

Terakhir, nasabah bank manapun menurutnya perlu untuk mengaktifkan vitur notifikaai via sms. “Sebab yang terjasi, nggak pakai notif sms, dia tidak sadar (jadi korban skimming),” pungkasnya.

(dna/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *