Rewel Saat Nagih Hutang Akhirnya Dibunuh

PAMEKASAN – Kasus pembunuhan terhadap Sahab, pensiunan PNS di Pamekasan, Jatim akhirnya terungkap.

Otak pembunuhan itu adalah Nur Hidayati, guru spiritual korban di Jember.

Bacaan Lainnya

Subdit III Jatanras Polda Jatim juga menghadirkan tiga eksekutor dalam rilis di Mapolda Jatim Rabu (14/3).

Polisi meyakini Nur merencanakan pembunuhan tersebut. Atas dasar apa?

Ternyata polisi meruntut dengan perincian scene by scene yang dimainkan perempuan asal Sukowono, Jember, itu.

Nur dan Sahab berkenalan via Facebook sejak awal 2016. Perempuan berusia 56 tahun tersebut mengaku bisa menggandakan uang.

Korban percaya dengan bualan pelaku. Alhasil, dia mengirimkan uang beberapa kali selama dua tahun.

”Hasil penyelidikan kami ada Rp 200 juta,” ujar Kasubdit III Jatanras Polda Jatim AKBP Bobby Tambunan.

Namun, secara terperinci, Sahab ternyata mengirimkan uang Rp 152 juta kepada pelaku. Jumlahnya variatif, Rp 12 juta-Rp 50 juta dalam lima tahap.

Terakhir, korban mengirim uang Rp 12,5 juta ke rekening Nur pada 20 Januari lalu.

Sebenarnya, Sahab selalu menagih utang tiap bulan kepada pelaku. Sebab, Nur berjanji melipat gandakan uang milik korban menjadi Rp 2 miliar.

”Saya ditagih terus, ya merasa terganggu,” ujar pelaku.

Emosinya memuncak setelah dikirimi uang akhir Januari lalu. Lantaran Sahab terus rewel, Nur ingin menghabisi nyawa muridnya itu.

Pada 22 Januari, dia mendatangi Ansori. Pria kelahiran 1974 tersebut merupakan residivis kasus curas. Dia pernah dipenjara tiga kali di Jember.

”Nur memerintahkan Ansori untuk membunuh Sahab,” ucap Bobby.

Untuk membunuh Sahab, ada nilai kontrak yang harus dibayar. Ansori meminta upah Rp 11,5 juta. Syarat itu dituruti.

Namun, dikirim separo dulu. ”Rp 6,5 juta untuk operasional awal dulu, sisanya setelah eksekusi,” jelas polisi dengan dua melati di pundak tersebut.

Keesokan harinya, Ansori tiba di Pamekasan. Dia langsung bertemu rekannya, Eeng Efendi. Dia menginap di rumah Eeng dengan biaya Rp 1 juta. Ditambah sewa motor seharga Rp 250 ribu per hari.

Keduanya lantas melakukan profiling korban. Seluruh aktivitas Sahab diamati dari kejauhan.

Agar tak salah sasaran. Eeng mengajak Ansori mendekat. Dia sempat bertatap muka dengan korban.

Caranya, pura-pura jadi pengusaha kopi di Jember. Trik itu digunakan sebagai pancingan pada hari eksekusi.

”Cari investor dari Madura, triknya begitu,” ungkap mantan Kasubdit Gakkum Ditpolair Polda Jatim tersebut. (mir/c22/diq/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *