Petani Dhuafa Diberi Ilmu Vanili

Peserta pelatihan budidaya vanili tengah mengikuti materi di kebun vanili di Kampung Panagaon, Desa Gunung Endut, Kecamatan Kalapanunggal.

KALAPANUNGGAL – Puluhan petani dhuafa dari berbagai daerah dilatih budi daya vanili. Mereka dibekali ilmu sistem penanaman emas hijau hingga mempunyai kualitas tinggi. Tidak hanya itu, para petani juga bakal diberi modal hingga memberikan peluang pasarnya.

Putera Jaya Sukma, penyelenggara pelatihan vanili Indonesia menjelaskan, pembekalan budidaya vanili diberikan khusu kepada petani dhuafa. Artinya, petani yang tidak memilki lahan hingga modal tanam. “Materi yang diberikan lebih kepada bagaimana caranya menanam vanili dengan baik sehingga bernilai dan berdaya saing tinggi,” jelasnya kepada Radar Sukabumi disela-sela pelatihan yang dilaksanakan di Kampung Panagaon, Desa Gunung Endut, Kecamatan Kalapanunggal, kemarin (25/2).

Bacaan Lainnya

Komoditas vanili, lanjut pria asal Jawa Tengah ini, sebelumnya Indonesia khususnya pulau Jawa menjadi daerah pemasok terbesar ke berbagai negara di Eropa. Namun, kini para petani mulai meninggalkannya secara perlahan. Padahal, emas hijau ini bernilai jual cukup tinggi. “Beberapa daerah di Jawa Barat, termasuk Sukabumi tercatat sebagai daerah yang cukup banyak menanam vanili. Tapi entah dengan berbagai macam faktor vanili mulai ditinggalkan,” ujarnya.

Harga vanili basah saat ini berkisar Rp300 ribu dalam satu kilogram, sedangkan yang kering bisa mencapai Rp3-4 juta setiap satu kilogramnya. Untuk itu, dirinya bertekad kembali menjadikan Sukabumi menjadi sentra budidaya vanili. “Kami bertekad untuk kembali menggemakan vanili ini, sasaran awal melihat wikalah Kecamatan Cikidang akan menjadi projek awal,” ungkapnya.

Pasca pelatihan, para petani akan terus sikawal hingga pemasarannya. Sehingga, mereka hanya fokus menanam tidak harus memikirkan biaya pemeliharaannya. “Untuk petani yang tidak punya lahan kami akan berikan untuk sewa lahannya, termasuk bibit dan biaya pemeliharaannya,” tandasnya.

Sementara itu, Muhammad Yusup (50) petani asal Kecamatan Cikidang mengaku, saat ini dirinya tengah fokus membudidaya buah pepaya. Namun, setelah mendapatkan pelatihan ini dirinya akan mencoba menanam vanili. “Saya akan coba, karena teenyata vanili hidup pada pohon yang sudah ada. Selain nilai jualnya tinggi, perawatannya juga tidak terlalu rumit,” pungkasnya. (Cr15/d).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *