Pertamina EP Pantas Kelola Operator Lapangan Sukowati, Ini Alasannya

Terkait dengan berakhirnya kontrak PPEJ di Blok Tuban pada 28 Februari 2018, Kementerian ESDM telah menunjuk operator blok terminasi tetap melakukan kegiatan operasional hingga proses penandatanganan kontrak baru selesai dibahas. Saat ini Blok Tuban dikelola JOB PPEJ dengan dengan kepemilikan hak partisipasi PHE dan PetroChina masing-masing sebesar 50 persen.

Di bawah pengelolaan PPEJ, produksi minyak lapangan Sukowati terus turun. Padahal produksi lapangan Sukowati sempat mencapai level di atas 30 ribu barel per hari. Bahkan, selang setahun terakhir, produksi lapangan Sukowati terjun bebas, di bawah 10 ribu barel per hari karena tidak ada investasi signifikan dari operator Blok Tuban untuk mempertahankan produksi.

Bacaan Lainnya

Anggota Komisi VII DPR Harry Poernomo, menegaskan untuk blok-blok migas yang relatif mudah, seperti Tuban, Pertamina harus bisa mengelola sendirian, tanpa menjalin kerja sama dengan mitra.

“Tidak perlu kerja sama dengan pihak lain. Paling kerja sama dengan BUMD setempat guna memberi peluang dan pembinaan kepada potensi daerah. Apalagi blok tersebut (Tuban) tidak butuh biaya besar dan teknologi canggih,” kata Harry.

Menurutnya, Pertamina berpengalaman dalam mengelola lapangan migas pascatermnasi sekaligus meingkatkan produksi migas di lapangan tersebut. Pertamina EP mengelola lapangan Sanga-Sanga di Kalimantan Timur, pengelolaan lapangan migas Offshore North West Java pada 2009 saat Pertamina mendapatkan hak operatorship, dan Pertamina mampu meningkatkan produksinya sampai sekarang, sebagaimana diharapkan pemerintah. Contoh lain, pengelolaan Blok WMO yang diambilalih dari Kodceo pada 2011, hingga saat ini kenyataannya mampu meningkatkan produksi.

(srs/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *