348 Mahasiswa STAI Sukabumi Diwisuda

SUKABUMI — Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi kembali menggelar sidang senat terbuka program Sarjana S1 pada program studi (prodi) Pendidikan Agama Islam di Gedung Anton, Secapa Polri Kota Sukabumi, belum lama ini.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedy Mizwar, Anggota DPR RI, Reni Marlinawati, Walikota Sukabumi, M Muraz, Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono serta tamu undangan lainnya.
Ketua STAI Sukabumi Endin Nasrudin mengatakan, wisuda kali ini diikuti sebanyak 348 orang wisudawan. Ratusan wisudawan itu sambung dia, berasal dari satu program studi yakni pendidikan agama Islam.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah pada tahun akademik 2016/2017 kita bisa kembali mewisuda para wisudawan,” ujarnya kepada awak media disela-sela kegiatan.

Ia mengaku, selain program sarjana, STAI Sukabumi juga kini membuka program pascasarjana khususnya konsentrasi pada pendidikan agama Islam. Pembukaan program itu untuk meningkatkan kualitas SDM di Sukabumi dan sekitarnya dalam menyambut semakin pesatnya perkembangan zaman dan teknologi.

“Saat ini, sudah ada dua semester diprogram pasca sarjana, angkatan pertama sebanyak 98 mahasiswa dan angkatan kedua hanya menerima dua kelas yakni sebanyak 54 mahasiswa,” akunya.

Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Sukabumi Dasep Hanan Mubarok menambahkan, jumlah alumni STAI Sukabumi sudah mencapai sekitar 16 ribu orang dan telah berkarya sesuai dengan bidang keahliannya. Ia menerangkan para lulusan diharapkan bisa berperan aktif dalam memajukan pembangunan di daerah.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar atau yang akrab disapa Demiz mendorongnya lahirnya entrepreneur di kalangan mahasiswa dan lulusan STAI Sukabumi. Menurut dia, peran perguruan tinggi (PT), sangat strategis dalam peningkatan kualitas SDM.

Karena itu, ia mendorong bagaimana PT mengembangkan diri menjadi pencetak entrepreneur melalui entrepreneur university. “Intinya, perguruan tinggi bukan hanya melahirkan pekerja atau pegawai saja.  Melainkan harus juga melahirkan entrepreneur.” ujar Demiz.

Ditambahkannya, angka paritisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Jabar masih rendah sekitar 19,06 persen. Ke depan, dia melanjutkan, pemerintah akan mendorong peningkatan APK pendidikan tinggi pada 2018 menjadi 25 persen.

Dengan demikian, Demiz menyatakan, pada beberapa waktu lalu pemerintah mendorong perguruan tinggi swasta menjadi negeri sebanyak dua unit. Selain itu digulirkan pula program multikampus IPB, ITB, dan Universitas Padjadjaran.

Untuk meningkatkan APK pendidikan tinggi ini, Demiz mengungkapkan, pemprov mendorong keberpihakan PT di Jabar dalam menerima putra daerah. Idealnya, dia melanjutkan, ada keberpihakan dari PT utuk menerima putra dari jabar seperti contoh tahun lalu Unpad menerima mahasiswa sekitar 85 persen dari putra Jabar. (why)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *