Surabaya Menuju Kota Penopang Industri Startup Digital Tanah Air Cari Berkah di Era Digital, Sukses Jadi Startup

Startup tumbuh subur di Indonesia, termasuk Surabaya.

Kota Pahlawan memang aktif mendorong lahirnya para pelaku yang memanfaatkan industri digital itu.

Merekalah pahlawan ekonomi mulai sekarang, lima tahun, sepuluh tahun hingga selanjutnya.

————————

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sudah tidak bisa dibendung lagi, merupakan peluang bagi banyak bidang.

Salah satunya sektor perekonomian.

Tak terlalu berlebihan jika sektor digital ini, disebut-sebut menjadi penopang ekonomi dunia.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun berharap kota yang dipimpinnya bisa terus memunculkan pelaku-pelaku usaha digital yang bisa menasional maupun berbicara di dunia global.

Sekarang, pelaku-pelaku itu sebenarnya sudah mulai bermunculan.

Bahkan sudah banyak yang memiliki hasil nyata.

“Kami berharap kota ini semakin kuat sebagai kota penopang industri startup digital tanah air.

Terus terang banyak kemudahan dan manfaat dari aplikasi berbasis digital ini,” kata Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini.

Supaya keinginannya itu tercapai, banyak hal sudah dilakukan di ibukota provinsi Jawa Timur ini.

Banyak kegiatan-kegiatan nasional mengenai dunia digital, startup dan sejenisnya digelar.

Akhir tahun lalu, misalnya, Bootcamp Gerakan 1000 Startup digelar di Surabaya.

Kota Buaya merupakan kota kedua penyelenggara kegiatan berlevel nasional itu.

Gerakan 1000 Startup Digital merupakan sebuah gerakan mewujudkan potensi Indonesia, menjadi The Digital Energy of Asia Tahun 2020.

Gerakan ini berupaya mendirikan 1000 startup yang bisa menjadi solusi, atas berbagai masalah dengan memanfaatkan platform teknologi digital.

Dalam sebuah kesempatan Risma bercerita, perkembangan industri digital saat ini jauh lebih melesat jika dibandingkan dengan awal 2000-an.

Di tahun 2002-an, dia mengaku membutuhkan waktu tiga bulan untuk mengajarkan teknologi digital.

“Tetapi, saat ini, ibu rumah tangga saja sudah bisa mengaplikasikan teknologi informasi dengan cepat.

Itu kan perkembangan yang luar biasa,” kata arsitek lulusan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya itu.

Risma mencontohkan, kebangkitan era digital bisa dilihat dari penghargaan yang diterima Surabaya, yakni Green City dan Learning City berkat perkembangan teknologi informasi.

“Keterbatasan pengetahuan digital kini sudah bisa kita atasi, dan menjadikan kita semakin kreatif,” lanjutnya.

Belum lama ini, Surabaya juga menjadi tuan rumah Bekraf Developer Day (BDD) besutan Badan Ekonomi Kreatif.

Surabaya terpilih karena dianggap memiliki kemajuan yang pesat di dunia digital, sehingga lahirlah kreator-kreator yang bermanfaat pula secara nasional.

Surabaya juga mewadahi para pekerja industri kreatif dengan menyediakan co-working space yang berlokasi di Gedung Siola, Jalan Tunjungan. Risma juga mendukung program inkubasi dan akselerasi startup kreatif berbasis teknologi yang diberi nama Start Surabaya.

Orang nomor satu di Surabaya itu juga ikut mempromosikan program tersebut ketika diundang dalam sebuah diskusi panel di acara Startup Nations Summit 2016.

Acara tersebut dilaksanakan di Cork, Irlandia, 2016 lalu.

Dalam acara tersebut, Risma mendapatkan peringkat kedua Startup Nations Award for Local Policy Leadership 2016.

Penghargaan tersebut diberikan kepada Risma yang dinilai berhasil mengimplementasikan kebijakan dalam mendorong pengembangan startup di Surabaya.(sb/jpg/jek/JPR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *