Arah Koalisi Golkar Jadi Perhatian Jabar

SUKABUMI – Ketua Harian Badan Pengendali Pemenangan Pemilu (BP3) Golkar Jawa Barat, MQ Iswara mengungkapkan, untuk arah koalisi dan peta politik Partai Golkar Kota Sukabumi menjelang Pilwalkot Sukabumi yang bakal digelar serentak dengan Pilgub Jabar itu, menjadi perhatian dirinya beserta dengan jajarannya yang berada di BP3 Golkar Jabar.

“Arah koalisi di Pilwalkot Sukabumi, sudah beberapa kali dibicarakan di tim Pilkada Jabar. Keputusannya nanti seperti apa, masih dibahas,” ungkap Iswara kepada Radar Sukabumi, kemarin (26/12/2017).
Menurut Iswara, tidak menutup kemingkinan peta politik Pilwalkot sejalan dengan Pilgub Jabar. Artinya, jika koalisi PDI Perjuang dan Golkar terjadi di peta politik lima tahunan ditingkat Jabar, tidak menutup kemungkinan bakal bersinergis juga di Pilwalkot Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Iya. Insya Allah untuk Pilwalkot kita akan bicarakan lagi dengan PDI Perjuangan,” katanya.
Menanggapi hal itu, Pengamat Kebijakan Publik dan Politik, Asep Deni menilai, sinyal kuat bakal bersatunya koalisi gotong royong yang diisi oleh PKB dan PDI Perjuang dengan Golkar Kota Sukabumi semakin menguat dan peluangnya sangat terbuka lebar. Hanya saja menurutnya, hal itu dapat terjadi atau tidak tergantung dari koalisi di Pilgub Jabar yang dibangun oleh PDI dan Golkar.

“Arahnya sudah kesana (koalisi,red). Tinggal, kepastian di Jabarnya ini seperti apa antara PDI dan Golkar. Kalau jadi koalisi, berati bakal terintegrasi koalisi itu sampai ke daerah-daerah, termasuk di Kota Sukabumi,” katanya.
Apalagi, lanjut Asep, keberadaan Golkar Kota Sukabumi yang dipimpin oleh Jona Arizona sampai saat ini belum terpetakan dalam koalisi manapun menjelang Pilwalkot nanti. Maka dari itu, peluang untuk bersatunya Gplkar dengan koalisi Gotong royong sangat besar.

“Kalau begitu, peluang Kang Jona akan punya pasangan dan bisa berangkat satu paket dengan Pa Hanafie peluangnya sangat besar. Terutama di posisi Wakil ya,” ujarnya.

Soalnya, kata Asep, keberadaan Jona Arizona dimata dirinya dan masyarakat Kota Sukabumi saat ini, sangat populer dan hal itu menurutnya sangat wajar. Pasalnya, Jona menjadi Ketua partai yang besar dan pemenang di Kota Sukabumi serta didukung oleh finansial yang mempuni. Akan tetapi menurutnya, semua itu tidak mendorong kecenderungan masyarakat untuk memilihnya.

“Kan tidak boleh jumawa, harus mengukur diri. Kang Jona pupuler iya, tapi tidak memiliki elektabilitas yang tinggi. Berbeda dengan Pa Hanafie yang memiliki elektabilitas yang tinggi dan populer juga. Kalau Hanafie dan Jona bersatu, peluang kemenangan akan lebih besar, Kang Jona harus legowo jadi F2 jika peluang kemenangannya besar di posisi itu,” paparnya. (Sep).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *