Hari Ibu, Enam Tahun Perempuan Cisaat ini Tetap Setia jadi Tukang Parkir untuk Nafkahi Keluarga

SUKABUMI-Dari tahun ke tahun, rasa-rasanya bagi Eti Sumiati (44), tidak ada yang istimewa dari perayaan Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember.

Mau Hari Ibu mau hari biasa, Eti Sumiati tetap saja harus berjibaku dengan waktu. Bila musim panas kepanasan, bilamana musim hujan ya hujan-hujanan meski pakai payung menjadi teman setia dalam mengais rezeki.

Bacaan Lainnya

Eti atau yang akrab dipanggil Iis selama enam tahun berprofesi sebagai juru parkir di salah satu minimarket di daerah Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Sukabumi.

Ia adalah sosok seorang ibu tangguh, perkasa dan mandiri. Kesulitan ekonomi yang dialaminya tidak lantas dirinya menggantung hidup kepada keluarga dan orang lain.

Ia ikhlas pekerjaan yang biasa lajim dilakukan kaum adam ini, dilakukan karena untuk tetap bisa menafkahi keluarganya.”Iya tahu hari ini katanya Hari Ibu. Tapi bagi saya biasa-biasa saja,”kata ibu dari tiga anak ini kepada radarsukabumi.com saat ditemui tengah bertugas, di Jalan Raya Rambay-Cisaat Kabupaten Sukabumi, Jumat (22/12).

Bagi Iis, jadi tukang parkir pada awalnya memang sebuah keterpaksaan dari sebuah kondisi ekonomi keluarganya yang mulai carut marut setelah suaminya (Ujang M. Nur) meninggal dunia tujuh tahun lalu karena penyakit kompilasi yang diderita suaminya.

Ujang M. Nur meninggal dunia pada usia 57 tahun. Di mana saat itu kata Eti, ketiga anaknya masih membutuhkan biaya sekolah serta keperluan hidup lainnya.

Lama-lama, keterpaksaan itu berubah menjadi kebiasaan dan kebutuhan, hingga akhirnya Iis tidak lagi canggung, gengsi apalagi sampai malu menjadi tukang parkir. Prinsip Iis cukup sederhana. Katanya lebih baik jadi tukang parkir daripada mengemis atau menggantungkan hidup dari pemberian orang lain.

Keluarga besar serta kedua anak kembarnya pun demikian. Kata Iis, anak-anaknya tidak pernah merasa minder mempunyai seorang ibu jadi tukang parkir.

Teman-teman sekolah dan tetangganya anak kembarnya yakni Vina dan Vani (16) sudah banyak mengetahui jika Vina dan Vani, ibunya bekerja selaku juru parkir.

“Sejak suami saya meninggal dunia, biaya sekolah dan keperluan sehari-sehari anak-anak yang tanggung saya semua. Alhamdulilah anak yang pertama kini sudah menikah. Sekarang saya hanya membiayai anak kembar perempuan saya yang masih sekolah di kelas II SMA Negeri Cisaat,”terangnya.

Eti Sumiati saat memarkirkan mobil/foto/irwan

Dulunya sebelum seperti sekarang, ekonomi keluarga Iis bisa dikatakan cukup berkecukupan. Almarhum ayahnya Oking pernah bertugas sebagai prajurit TNI dengan pangkat terakhir sersan mayor. Sempat berpindah dari satu daerah ke daerah lainpun sempat Iis alami karena ikut tugas ayahnya.

Begitu pula tatkala Iis mulai berumah tangga. Kehidupan ekonominya relatif stabil karena suami tercintanya merupakan pegawai perangkat desa di salah satu desa di luar Sukabumi.

“Bapak saya seorang tentara. Saya lahir di Subang sewaktu bapak saya tugas di sana. Suami saya pegawai desa. Kehidupan ekonomi saya dulu cukup mapan, tapi setelah suami saya meninggal dunia, saya kini yang harus menafkahi anak saya,”tutur perempuan kelahiran tahun 1973 ini.

Dalam sehari, Iis mengaku pendapatan bersih dari memarkir mobil yang belanja di minimarket tersebut sebesar Rp70 ribu rupiah. Sisanya diberikan ke pihak minimarket sebagai bagi hasil. Penghasilan Rp70 ribu menurut Iis cukup mampu membiaya kebutuhan sehari-hari anak kembarnya termasuk kebutuhan makan sehari-hari.

Ia biasa mangkal di depan minimarket itu dari pukul 07.00 sampai 15.00 WIB. Bersama adik bungsunya, Iis dan dua anak kembarnya kini tinggal di rumah bekas orangtuanya, di Kampung Rambay Kulon Desa Sukamantri RT 38/12 Kecamatan Cisaat.

Makna Hari Ibu bagi Iis adalah bagimana anak-anaknya solehah, berbakti tidak sepertinya dirinya, yang hanya lulusan SD dan tidak memiliki keahlian untuk bekal hidup.”Sebenarnya saya pernah jualan, tapi modal jualan itu habis saya gunakan untuk keperluan mendesak sekolah anak saya,”tutupnya.(irwan/radarsukabumi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *