Gempa Rugikan Rp420 Juta

CIKEMBAR – Tiga rumah dan satu bangunan sekolah di Kabupaten Sukabumi terdampak gempa bumi yang terjadi pada Jumat (15/12) malam lalu. Akibat getaran gempa yang memiliki kekuatan 6,9 skala richter itu, kondisi bangunan mengalami retak-retak dan terancam roboh.

Data yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, bangunan yang terdampak gempa itu tersebar diempat kecamatan, yakni Kecamatan Caringin, Gegerbitung, Jampangkulon dan Kecamatan Tegalbuleud.

Bacaan Lainnya

Sementara kerugian yang dialami akibat insiden itu, ditaksir mencapai Rp420 juta.
Di Kecamatan Caringin, satu rumah warga rusak parah terjadi di Kampung Ciseupan, RT 3/6, Desa Seuseupan, Kecamatan Caringin. Bagian rumah yang rusak adalah bagian dindingnya.

Sementara di Kecamatan Gegerbitung, kerusakan terjadi di Kampung Cisayang RT 19/05, Desa Cijurey. Kondisi rumah warga mengalami kerusakan pada bagian atap. Selanjutnya, rumah warga yang terdampak di Kecamatan Jampangkulon terjadi di Kampung Kebon Jambu, RT 03/04, Desa Tanjung.

Terakhir, tiga lokal bangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kampung Bunisari RT 01/02, Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman menjelaskan gempa yang terjadi dengan durasi cukup lama itu berdampak pada beberapa bangunan. Kendati sempat membuat kekhawatiran masyarakat, namun dapat dipastikan tidak ada korban jiwa.

“Data laporan dari setiap petugas yang berada di lapangan, gempa itu merusak tiga bangunan rumah dengan kategori rusak sedang dan ringan dan tiga lokal MI di Kecamatan Tegalbuleud,” jelasnya kepada Radar Sukabumi, Minggu (17/12).

Hasil hitung cepat yang dilakukan BPBD dari tiga rumah yang terdampak bencana gempa bumi itu, ditaksir mencapai Rp120 juta, sedangkan taksiran kerugian tiga lokal MI yang dihitung oleh pihak sekolah mencapai Rp300 juta.

“Kami sudah lakukan assesment kesetiap lokasi yeng terdampak, adapun dari tiga kepala keluarga dengan sepuluh jiwa yang terdampak kondisinya baik,” sebutnya.

Sementara itu, Sri Rahayu warga Kampung Cimenteng, Desa Padaasih mengaku kaget saat gempa yang cukup besar itu terjadi ketika dirinya tengah tertidur lelap. Nyaris seluruh warga diwilayahnya berhamburan ke luar karena dikhawatirkan bangunan runtuh. “Saya keget, anak dan suami langsung ke luar karena takut. Meskipun demikian, anggota keluarga dan kondisi rumah kondisinya baik-baik saja,” singkatnya. (cr15/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *