40 Persen Pengidap HIV Warga Asli Sukabumi

CIKOLE – Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menyebut jumlah pengidap HIV-AIDS di Kota Sukabumi mengalami peningkatan. Hingga Desember ini jumlahnya bertambah sebanyak 133 kasus. Angka ini berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

“Jumkah kasus HIV dari tahun 2000 hingga awal Desember 2017 sebanyak 1.229 kasus. Sementara data dari Januari hingga awal Desember lalu naik dengan adanya kasus baru sebanyak 133 kasus,’’ ungkap Fahmi kepada Radar Sukabumi, Jumat (15/12).

Bacaan Lainnya

Dari ribuan kasus tersebut sekitar 60 persen di antaranya merupakan warga yang berasal dari luar Sukabumi. Sementara penderita yang asli warga Kota Sukabumi hanya sekitar 40 persen. Data tersebut berdasarkan layanan kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit.

Seperti diketahui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi menjadi rujukan bagi daerah lain di sekitarnya seperti Kabupaten Sukabumi dan Cianjur.

Menurut Fahmi, kasus baru HIV ini rata-rata dialami oleh kalangan usia produktif antara 15-35 tahun termasuk di dalamnya remaja atau pelajar. Bahkan, ada beberapa kasus di antaranya adalah ibu hamil. Faktor penyebabnya diakibatkan hubungan seksual dan penggunan narkoba jarum suntik.

Oleh karenanya KPA bersama instansi terkait lainnya akan terus menggiatkan upaya pencegahan penyebaran bahaya HIV-AIDS ke semua elemen masyarakat. Targetnya kasus baru HIV bisa ditekan atau tidak ada sama sekali. Upaya ini ungkap dia memerlukan keterlibatan semua pihak.

Terakhir pada momen peringatan hari AIDS sedunia pada 1 Desember lalu KPA dan Dinkes Kota Sukabumi menggelar aksi simpatik pemasangan pita merah pada warga yang melintas di jalanan raya. Aksi yang dilakukan dalam kondisi hujan deras tersebut berupaya mengingatkan warga agar menghindari perilaku yang beresiko menyebarkan HIV.

Penyebaran pita merah sebagai simbol kepedulian dan solidaritas kepada masalah HIV-AIDS.Peserta aksi juga menyebarkan pamplet berisi informasi mengenai pencegahan penyebaran HIV-AID.

Fahmi mengungkapkan, aksi ini dilakukan sebagai bagian dari memutus mata rantai penyebaran HIV-AIDS di semua kalangan. Saat ini, kata dia, rentang usia penderita HIV-AIDS kebanyakan merupakan usia produktif termasuk pelajar. Faktor penyebabnya bisa diakibatkan hubungan seksual dan penggunan narkoba jarum suntik (*/hnd))

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *