Modul Pembelajaran Gratis di Malang

MALANG – Para siswa SMP se-Kota Malang bakal mendapatkan e-modul pembelajaran gratis dari corporate social responsibility (CSR) sejumlah perusahaan.

Modul dari CSR ini dilengkapi dengan materi dan soal latihan, terutama soal latihan untuk ujian nasional. Total, ada sekitar 10.000 modul yang bakal bisa dinikmati siswa secara gratis.

Bacaan Lainnya

”Ini seperti reward buat siswa, karena sistemnya juga diseleksi,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang Totok Kasianto, seperti diberitakan Radar Malang (Jawa Pos Group).

Menurutnya, modul tersebut dari lembaga independen yang menangani CSR untuk pendidikan. Namun, sifat dari kegiatan tersebut berupa reward untuk siswa berprestasi.

”Nanti ada semacam tryout dari mereka untuk menentukan siapa yang layak mendapatkan itu,” ungkap pria asal Situbondo ini.

Sementara itu, Kabid Pengawasan SMP Disdik Kota Malang Siti Ratnawati menambahkan, program tersebut untuk memotivasi siswa yang bakal mengikuti ujian nasional.

Sebab, para siswa juga dituntut untuk terus berlatih dalam belajar.

”Dengan modul, ini mereka akan lebih mudah cari literatur tambahan,” tambah dia.

Dia mengimbuhkan, nantinya hal ini bakal di-launching terlebih dulu. Diperkirakan, program ini sudah bisa dinikmati siswa pada Desember mendatang. ”Kalau tanggal launching-nya masih nunggu,” tandas perempuan asal Kediri ini.

Ratnawati menyebutkan, jumlah siswa SMP yang akan mengikuti ujian nasional di Kota Malang mencapai sekitar 13 ribu siswa.

Jumlah ini tersebar di SMP dan MTs. ”Untuk yang ikut UN tahun depan totalnya sekitar 13 ribu siswa,” imbuh dia.

Terpisah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMPN Kota Malang Burhanuddin menyambut baik program disdik tersebut.

Dia menilai, program itu bisa menambah wawasan siswa. Terutama dalam memperkaya literatur materi ujian nasional.

”Kami malah terbantu, karena literatur siswa tambah banyak lagi,” ujar pria yang juga kepala SMPN 5 Malang ini. Lebih lanjut, program tersebut juga bisa membuat siswa memiliki banyak pilihan.

Sehingga, bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran lebih variatif. ”Akhirnya, pengetahuan siswa lebih luas,” terang mantan kepala SMPN 3 Malang ini. (im/c1/lid)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *