PPP Dorong Uu Minta Doa Restu Ulama

BANDUNG— Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Uu Ruzhanul Ulum menemui ulama dan pimpinan pondok pesantren se-Jawa Barat jelang Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018.

Selain untuk bersilaturahmi, Bupati Tasikmalaya ini juga diimbau untuk meminta doa restu dari pemuka agama tersebut terkait kontestasi Pilgub.

Bacaan Lainnya

Ketua Bidang Pemenangan Jawa Barat DPP PPP Dayat Hidayat mengatakan, Uu harus mengunjungi satu per satu ulama dan pondok pesantren terkait keikutsertaan pada Pilgub Jabar mendatang.

“Selain untuk silaturahmi dan memohon doa restu, hal inipun harus dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada guru dan panutan bagi masyarakat muslim. Ulama itu ujung tombak, bagaimana menjadikan masyarakat Jawa Barat yang Islami, religi. Itu adanya di para ulama,” kata Dayat kepada wartawan di Bandung, Selasa (28/11).

Dayat menilai ulama berperan penting dalam mengisi pembangunan ini.

Tidak hanya menyangkut perbaikan moral dan meningkatkan keimanan masyarakat, namun ulama juga sangat diperlukan dalam menentukan arah pemerintahan.

“Ulama berperan penting di dalam memajukan bangsa, arah sebuah pemerintahan,” katanya.

Oleh karena itu, jika nanti terpilih, Dayat berharap pemerintahan Uu bersama Ridwan Kamil senantiasa meminta masukan dan saran ulama dalam menentukan kebijakan. “Ini merupakan bentuk penghargaan bagi ulama,” katanya.

Dayat mengakui, silaturahmi ke ulama dan pondok pesantren ini untuk mempertegas bahwa Uu merupakan kandidat yang identik dengan kalangan tersebut.

Sebagai santri dan berasal dari keluarga pendiri pesantren, posisi ini sangat menguntungkan Uu dalam meraih simpati masyarakat.

Menurutnya, warga Jawa Barat ini terkenal religi dan Islami sehingga sangat mengharapkan pemimpin yang mencerminkan karakter itu tersebut.

“Kang Uu punya hubungan emosional, kekeluargaan, dengan para ulama. Karena beliau lahir dan besar dari kalangan pesantren. Jadi hubungan ini harus dijaga,” imbuhnya.

Dayat pun memuji duet Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum jika keduanya benar-benar bersatu dalam satu paket pada Pilgub Jawa Barat 2018.

Kedua kandidat tersebut dianggap saling melengkapi karena memiliki latar belakang yang berbeda.

“Kang Emil bisa merepresentasikan pemilih muda dan perkotaan dengan intelektualnya. Pak Uu merepresentasikan ulama dan santrinya. Yang memahami ulama dan pondok pesantren itu Kang Uu. Jadi ini sudah sangat tepat,” tandasnya. (nif/rmol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *