Pelajar MI Hidayatul Athfal Belajar di Mesjid, Butuh Uluran Tangan Pemerintah

SUKABUMI — Sejumlah pelajar kelas empat dan tiga Madrasah Ibtidaiyah (MI) Hidayatul Athfal di Nanggeleng, Citamiang Kota Sukabumi, terpaksa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di dalam Masjid. Hal itu akibat keterbatasan Sarana dan Prasarana (Sapras) di sekolah tersebut. Sementara, untuk kelas dua A dan B diberlakukan sistem shift pagi dan siang.

Dari informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, sekolah itu memiliki jumlah lokal kelas sebanyak sembilan dengan jumlah pelajar 378 dibagi menjadi sembilan Rombongan Belajar (Rombel).

“Seharusnya dengan jumlah pelajar sebanyak ini dibagi menjadi 13 Rombel, tapi dengan keterbatasan yang ada terpaksa disiasati menjadi sembilan,” keluh Kepala MI Hidayatul Athfal Een Suhendar, belum lama ini.

Een sapaan karib Hidayatul Athfal Een Suhendar ini menambahkan, akibat minimnya Sapras di sekolahnya, para pelajar terpaksa harus mengikuti KBM di dalam Masjid.

“KBM di Masjid ini sudah berlangsung selama dua minggu lebih,” tandasnya.

Een mengaku, belajar dengan menggunakan area publik seperti ini banyak kendala yang kerap dijumpai. Misalnya, selama proses belajar anak didik menjadi kurang fokus pada materi yang disampaikan. Selain itu, kondisi tersebut juga jauh dari kenyamanan.

“Untuk sementara kami bertahan melakukan KBM di Masjid, sebelum ada lokal baru,” paparnya.

Lanjut Een, pihaknya terus berupaya mengajukan kekurangan lokal kelas pada pemerintah terkait. Namun, hingga saat ini belum kunjung ada bantuan. Demi terwujudnya KBM yang baik, pihaknya pun berinisiatif dengan orang tua siswa untuk melakukan pembangunan satu lokal kelas.

“Alhamdulillah orang tua siswa sangat antusias untuk mendorong dunia pendidikan, salah satunya dalam pembangunan,” imbuhnya.

Berkat swadaya masyarakat dan orang tua siswa, pihaknya bisa membangun satu lokal kelas. Menurutnya, saat ini pengerjaan sudah berjalan dua minggu.

“Karena keterbatasan lahan, kami meningkatkan bangunan menjadi dua lantai. Sementara anggaran yang sudah terkumpul mencapai Rp 47 juta targetnya sampai Rp 94 juta,” akunya.

Ia berharap, pemerintah dapat ikut peduli terhadap kondisi sekolah, dimana saat ini tengah membutuhkan uluran tangan pemerintah terkait untuk membantu pembangunan.

“Masyarakat aja mau membantu, masa pemerintah tidak bisa membantu. Kami harap pemerintah bisa secepatnya mengucurkan bantuan,” pungkasnya.

 

(Cr16/l)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *