Sepakbola Indonesia Jadi Catatan Sejarah Terburuk Kedua di Sepakbola Dunia Usai Tragedi Kanjuruhan Malang

Suporter Aremania masuk ke dalam
Suporter Aremania masuk ke dalam lapangan usai Arema FC menelan kekalahan atas Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.-Foto/Tangkapan Layar/Instagram/@kedirimeneh-

JAKARTA -– Hingga kini berdasarkan laporan resmi ada 127 suporter Arema yang meninggal. Tragedi Kanjuruhan Malang ini telah menjadi catatan sejarah terburuk kedua untuk  sepakbola Indonesia di mata dunia.

Jumlah tewas sebanyak 127 orang telah menempatkan Tragedi Kanjuruhan Malang sebagai sejarah paling kelam sepakbola Indonesia dan terburuk kedua sepakbola dunia. Berdasarkan catatan, tragedi terbesar pertama dikabarkan terjadi di Peru pada 24 Mei 1964. Saat itu, Estadion Nacional menggelar babak kualifikasi kedua antara Peru vs Argentina dalam kepentingan perhelatan Olimpiade Tokyo.

Bacaan Lainnya

Kerusuhan menyebabkan 328 orang tewas karena sesak napas dan/atau pendarahan internal. Bahkan disebutkan kemungkinan jumlah korban tewas dalam peristiwa tersebut lebih banyak.

Sebelum terjadi di Indonesia catatan kedua diduki oleh Negara Ghana dengan jumlah tewas 126 orang pada tahun 2001. Namun, sekarang Sepakbola Indonesia naik ke urutan kedua setelah targedi sepakbola paling buruk terjadi di Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022. Tragedi ini menewaskan 127 orang untuk data sementara hingga Minggu siang (2/10).

Sebelum tragedi Kanjuruhan Malang, tragedi ketiga terbesar terjadi di Afrika. Insiden itu terjadi pada 9 Mei 2001 di Stadion Accra Sports, Kinbu Road, Accra, Ghana. Kejadian di Afrika ini menewaskan 126 orang. Saat itu tengah berlangsung pertandingan derby antara tuan rumah Hearts of Oak dengan sesama klub dari Accra, Asante Kotoko.

Tim tamu unggul 1-0 mendekati akhir pertandingan, namun tuan rumah mencetak dua gol untuk berbalik unggul pada laga tersebut.

Sejarah Kelam Sepakbola Dunia
Sejarah Kelam Sepakbola Dunia. (foto : ist)

Tragedi berikutnya, bentrok antara pendukung Spartak (Moskow) dengan pendukung HFC Haarlem (Belanda) usai pertandingan Piala UEFA di Stadion Luzhniki telah memakan korban jiwa sebanya 66 orang.

Kejadian Oktober 1982 ini pada versi lain, korban yang tewas dalam tragedi tersebut sebanyak 340 jiwa.

Sementara pada April 1989, sepak bola Inggris mengalami insiden terburuk sepanjang sejarah.

Bentrok yang terjadi antara pendukung Liverpool dan Nottingham Forest pada semifinal Piala FA di Stadioan Hillsborough telah menewaskan 96 orang dan 200 orang luka-luka.

Diduga Ulah Gas Air Mata Polisi

Dalam kasus kerusuhan Kanjuruhan ini, polisi menembakkan gas air mata dengan maksud membubarkan suporter Arema yang masuk ke lapangan usai laga Arema vs Persebaya. Gas air mata ini membuat penonton panik seketika dan merasa sesak nafas dan berupaya keluar dari tribun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *