Budidaya Jamur Tiram Menggoda, Bisa Dipanen Tiap Hari

SUKABUMI – Mungkin masih belum banyak orang yang tahu, jika sebenarnya berbisnis jamur tiram itu dapat menghasilkan omzet yang sangat menggiurkan.

Bagaimana tidak, setiap musim jamur ini dapat dipanen. Sehingga bisa menghasilkan rupiah tiap hari.

Nurcahya (21), warga Kampung Ciendog RT 3/12, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi ini membuktikannya. Jutaan rupiah bisa ia hasilkan dari budidaya jamur tiram.

Meski hanya tamatan SMA, kisah hidup pemuda ini bisa menjadi inspirasi bagi yang ingin memulai suatu usaha.

“Budidaya jamur tiram meupakan peluang usaha, beromzet cukup fantastis,”kata Nurcahya kepada Radar Sukabumi, kemarin (18/10).

Pada 2015 lalu, dirinya tertarik melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Namun, karena kekurangan biaya akhirnya hanya bisa mengikuti pendidikan sampai semester dua saja.

Lalu, dirinya memutar otak untuk menciptakan peluang usaha yang bisa menghasilkan rupiah tiap hari.

“Kebetulan teman saya membudidayakan jamur tiram, dari situ saya tertarik belajar bagaimana cara budidaya jamur tiram dengan baik,” ujarnya.

Tak berfikir lama, dengan modal awal Rp 1 juta, Nurcahya mulai membuka usahanya. Hampir satu tahun lamanya dirinya mempelajari budidaya jamur ini.

“Meski keterbatasan modal, tetapi saya punya keinginan dan keyakinan yang kuat bisa budidaya jamur ini,” tuturnya.

Sejak tanam bibit, dalam kurun waktu di usia 45 hari jamur sudah bisa dipanen dan dinikmati hasilnya.

“Sekarang baru punya sebanyak 4000 baglog,”ucapnya.

Dari jumlah baglog itu, baru bisa dipanen sekitar 1500 baglog saja. Karena pertumbuhan jamur ini tidak bisa merata.

“Setiap hari, saya memanen paling 15 kilogram (Kg) sampai 20 Kg. Penghasilan ini intens setiap hari,” ujarnya.

Sedangkan perhari, jamur yang dijual ke pasar dan warga sekitar.

“Pemasarannya cukup mudah, apalagi banyak permintaan dari pasar. Malah saya tidak bisa memenuhi permintaan mereka, karena hasil jamurnya belum seberapa,” imbuhnya.

Menurut Nurcahya, jumlah pembudidaya jamur tiram masih sedikit.

“Padahal, prospek bisnisnya sangat menjanjikan loh,”ulasnya.

Permintaan pasar atas jamur berwarna putih itu sangat tinggi. Tak hanya jamurnya yang laris di pasaran, baglog afkir dari jamur tiram juga laku.

“Biasanya baglog jamur ini digunakan untuk pupuk organic, dan juga untuk media budidaya cacing tanah,” ungkapnya.

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media, yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dalam sebuah kantong plastik.

Kondisi jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar. Karena itu, harus mengetahui mengenai kondisi yang cocok, untuk pertumbuhan jamur.

“Kebetulaan di sini sangat strategis, karena kondisinya tidak panas,” tambahnya.

Media yang digunakan bisa berupa kayu tiruan atau (log) yang dibuat dalam bentuk silinder.

Komposisi media ini berupa sumber kayu serbuk kayu, ampas tebu, tepung-tepungan, kapur, pupuk P, dan air.

“Kalau log ini disusun serapih mungkin, dalam gudang yang sudah disediakan. Untuk penghasilan perbulan saya bisa menghasilkan sekitar Rp 2 juta – Rp 3 juta,” pungkasnya. (Cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *