PELAYANAN STERILISASI DI RUMAH SAKIT

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan wajib berupaya untuk mencegah risiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit.

Bacaan Lainnya

Salah satu indikator keberhasilan pelayanan dalam rumah sakit adalah rendahnya infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) di rumah sakit.

Untuk keberhasilan itu maka perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan dan pengendalian di rumah sakit (PPIRS).

Apa itu Infeksi Nosokomial atau HAIs? Infeksi Nosokomial, berasal dari kata yunani nosos (penyakit) dan komeion (merawat) nosocomion berarti ‘Rumah Sakit’, jadi infeksi nosokomial ialah infeksi yang diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit.

Infeksi nosokomial biasanya timbul ketika pasien dirawat 3 x 24 jam di rumah sakit dan infeksi ini sangat sulit diatasi karena ditimbulkan oleh mikroorganisme dan bakteri, hal ini mengakibatkan pasien dirawat lebih lama sehingga pasien harus membayar biaya rumah sakit lebih banyak.

Salah satu contoh kecil apabila terdapat suatu tindakan yang membutuhkan alat steril namun dipakai kepada satu atau bahkan beberapa pasien yang lain tanpa penanganan yang benar dalam arti penanganan alat yang telah dilakukan proses sterilisasi, maka besar kemungkinan akan terjadi reaksi infeksi.

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.

Bahan dan peralatan medik pada umumnya diproses disetiap unit/bagian yang ada pada rumah sakit bersangkutan.

Dengan semakin berkembangnya prosedur operasi maupun kompleksitas peralatan medik, maka diperlukan proses sterilisasi yang tersentralisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efisien, ekonomis dan keamanan pasien semakin terjamin.

Pelayanan sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi.

Instalasi pelayanan sterilisasi bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme secara tepat dan cepat.

Istilah untuk Instalasi Pelayanan Sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply Departement (CSSD), Central Services (CS), Central Supply (CS), Central Processing Departement (CPD) dan lain-lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit.

Adapun alur dari aktivitas instalasi pelayanan sterilisasi dimulai dari penerimaan alat kotor/habis pakai, lalu dilakukan perendaman alat dengan menggunakan cairan enzymatik, pembersihan, pembilasan, pengeringan, inspeksi dan pengemasan, produksi bahan habis pakai, pemberian label, sterilisasi dengan menggunakan mesin sutoclave, penyimpanan dan distribusi.

Produk-produk yang dihasilkan oleh Instalasi Pelayanan Sterilisasi harus melalui proses yang ketat sampai menjadi produk steril.

Setiap proses sterilisasi berjalan selalu dilengkapi dengan indikator kimia, biologi, dan Fisika. Diharapkan dengan control yang ketat, produk yang dihasilkan akan terjamin kualitas sterilitasnya.

Yang pada akhirnya dapat menekan angka kejadian infeksi di rumah sakit sehingga pasien aman dari resiko terjadinya infeksi Nosokomial atau Infeksi HAIs.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca sekalian, salam sehat dari kami keluarga besar Rumah Sakit Betha Medika.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *