Ikan Asin Pun Ikut Naik

SUKABUMI-Meroketnya harga garam benar-benar dirasakan betul oleh para pedagang ikan asin.

Akibatnya, pendapatannya merosot hingga 50 persen.

Salah seorang pedagang ikan asin di Pasar Lettu Bakri Kota Sukabumi, Dadang (50) menyebutkan, omzet penjualan menurun dikarenakan harga ikan asin ikut naik.

“Kalau harga ikan naik yang beli juga kurang, saya kalau hari-hari biasa pendapatan bisa sampai Rp8 juta, ini setengahnya juga sudah Alhamdulillah,” aku Dadang kepada Radar Sukabumi,” kemarin (2/8).

Kenaikan harga ikan asin yang paling menonjol terasa pada ikan jenis teri jengki, jika biasa dijual Rp38 ribu per kilo, kini naik hingga Rp42 hingga Rp45 ribu per kilo.

“Itu kalau hitungannya per kilo, kita kan beli tidak dihitung per kilo, bayangkan saja uang yang awalnya cukup untuk membeli beberapa jenis ikan asin, ini cuma bisa beli jengki saja,” terangnya.

Menurutnya, kenaikan tersebut sudah terjadi sejak pasokan garam naik.

Namun tetap saja, meskipun mahal pihaknya masih merasa bersyukur, karena pasokan masih terbilang aman dan tidak mengalami kelangkaan.

“Tetep saja, kalo kita mah orang Sunda Alhamdulillah, meskipun barang mahal, yang penting barang ada. Meskipun untung tidak seberapa, dari pada engga sama sekali punya pendapatan,” imbuhnya.

Hal sama juga disampaikan pedagang ikan asin lainnya, Jajang Komarudin (57) yang mengeluhkan sepinya pembeli karena kenaikan ikan asin sudah berjalan beberapa pekan lalu, bahkan omzet pendapatanya semakin menurun.

“Saya juga engga ngerti, entah musim paceklik apa, harga garam saja naik, sepanjang saya hidup harga garam baru kali ini segitu mahalnya, ya otomatis harga ikan asin juga ikut ikutan naik,” keluhnya.

Menurutnya, kenaikan harga ikan asin tersebut bervariasi karena tergantung dengan jenis ikan yang dikeringkan, namun rata-rata kenaikannya berkisar Rp5 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram.

“Untuk jenis ikan asin tertentu, kenaikannya hingga 100 persen seperti ikan asin pindang yang semula Rp15 ribu per kilogram, kini mencapai Rp30 ribu per kilogram,” terangnya.

Untuk ikan asin jenis teri mengalami kenaikan sebesar Rp5 ribu yakni dari Rp40 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogram, kemudian ikan asin kuniran dari Rp15 ribu menjadi Rp28 ribu per kilogram.

Sedangkan ikan asin udang rebon atau ebi juga mengalami kenaikan dari Rp24 ribu menjadi Rp32 ribu per kilogram dan ikan asin temparan dari Rp9 ribu menjadi Rp17 ribu per kilogram.
“Ini yang bikin penjual pada lemah engga semangat kerja,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM, Perdagangan dan Industri, Ayep Supriatna mengatakan, berdasarkan pantauan di hampir seluruh wilayah Kota Sukabumi, kenaikan harga eceran garam 250 gram merata dari Rp1 ribu menjadi Rp1.500.

Untuk persediaan, seadaannya aman dan terkendali, permintaan dari pembeli dapat dipenuhi oleh pemilik warung.

“Stok barang untuk garam di Kota Sukabumi aman, hanya saja memang ada kenaikan harga. Di Kota Sukabumi tidak ada ribut-ribut kenaikan garam, semua berjalan normal dan biasa-biasa saja. Kebutuhan masyarakat terhadap garam memang tidak terlalu tinggi,” terangnya.

Menanggapi keluhan harga ikan asin yang ikut ikutan naik, Ayep meminta masyarakat untuk sabar menunggu putusan dari pemerintah pusat yang tengah melakukan impor garam dari negara luar.

“Kita tunggu beberapa hari lagi lah, karena pemerintah pusat juga lagi mengusahakan impor garam, sehingga ketika harga garam stabil harga ikan pun akan kembali normal,” tutupnya. (cr11/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *