Cuaca Tak Bersahabat, 30 Warga Gunungguruh Sukabumi Terjangkit Penyakit Ispa

Petugas Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Puskesmas Gunungguruh, Eri Kustiawan saat diwawancarai Radar Sukabumi soal penyebaran bibit penyakit pada cuaca ekstrim. FOTO : DENDI/RADAR SUKABMI

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Cuaca ekstrem masih menjadi problem di wilayah Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya. Selain menyebabkan bencana alam, kondisi ini juga mengakibatkan bencana non alam berupa penyakit. Seperti penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) dan penyakit diare.

Petugas Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Puskesmas Gunungguruh, Eri Kustiawan mengatakan,
pada cuaca ekstrim saat ini, kultur cuaca dapat berubah secara tiba-tiba dari panas menjadi dingin. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh harus beradaptasi cukup keras. Dampaknya, imunitas tubuh menurun. Sehingga masyarakat rentan terkena penyakit.

Bacaan Lainnya

“Iya, pada masyarakat dengan daya tahan tubuh rendah berpotensi terserang penyakit ISPA. Seperti batuk, pilek dan flu serta radang tenggorokan. Namun, dari semua jenis penyakit paling banyak warga terserang penyakit Ispa. Terhitung sejak awal Januari 2021 hingga saat ini sudah ada sekitar 20 sampai 30 warga Kecamatan Gunungguruh yang terjangkit penyakit Ispa,” kata Eri kepada Radar Sukabumi, Rabu (10/02/2021).

Menurut Eri, penyakit pilek mempunyai gejala bersin, demam ringan, hidung tersumbat, panas dingin dan mungkin disertai batuk. Sedang flu atau influenza, gejalanya hampir sama dengan pilek. Namun demam yang terjadi bisa tinggi. “Selain Ispa, penyakit diare juga perlu diwaspadai. Hujan yang mengguyur Sukabumi menyebabkan permukaan tanah atau selokan meluap. Dampaknya air bersih dapat tercemar sehingga orang rentan terkena diare,” paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, penyakit diare dapat disebabkan bakteri Eschericia coli (E-Coli). Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui air yang terkontaminasi E-Coli. Saat diare menyerang tubuh dapat kekurangan cairan dan mineral yang terkandung dalam tubuh. “Untuk itu, kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga agar meningkatkan kualitas hidup sehat. Seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” tandasnya.

Puksesmas Gunungguruh, ujar Eri, memiliki lima desa yang terus dilayaninya. Yakni Desa Sirnaresmi, Kebonmanggu, Gunungguruh, Cibentang dan Desa Cikujang. Namun, dari semua desa ini paling banyak warganya yang terjangkit penyakit Ispa dan diare berada di wilayah Desa Gunungguruh. “Ini terjadi lantaran selain Desa Gunungguruh, penduduknya padat kemudian dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehatnya juga masih dinilai minim,” imbuhnya.

Untuk itu, dalam meminimalisir agar warga Kecamatan Gunungguruh tidak terjangkit penyakit tersebut, Puskesmas Gunungguruh telah melakukan kerjasama dengan seluruh pemerintah desa setempat, untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga tentang pencegahan potensi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh cuaca ekstrim.

“Pencegahan terhadap penyakit seperti ini, harus dilakukan dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan mengkomsumsi makanan bergizi secara seimbang, istirahat dengan waktu yang cukup, dan berolahraga secara teratur baik di lingkungan pemerintahan maupun di lingkungan masyarakat,” pungkasnya. (Den/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *