SMKN 1 Sagaranten Luncurkan MTS, Solusi Agar Daring Lebih Maksimal

SUKABUMI – Pandemi Covid-19 yang mewabah di berbagai penjuru Tanah Air telah memaksa proses pendidikan dilakukan melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau dalam jaringan (daring). Namun tidak sedikit masyarakat khususnya guru dan orang tua murid menganggap pembelajaran daring tidak maksimal. Terutama untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Selain terkendala jaringan, pembelajaran yang diserap siswa hanya berupa materi. Padahal, siswa SMK membutuhkan materi dan praktik.

Bacaan Lainnya

Guna mendapatkan pembelajaran praktik secara maksimal kepada siswanya, SMKN 1 Sagaranten Kabupaten Sukabumi pun berinovasi, dengan menghadirkan layanan Mobil Training Services (MTS). Layanan praktik siswa secara mobile ini dilakukan untuk menyiasati pembelajaran praktik siswa SMKN 1 Sagaranten yang tidak dapat dilaksanakan di sekolah.

Kepala SMKN 1 Sagaranten, Iwan mengatakan di masa pandemi sekolah tidak diizinkan belajar tatap muka di sekolah. Semua sekolah belajar secara daring. Namun hal tersebut hanya bisa terlaksana untuk SMA. Sementara Siswa SMK perlu pembelajaran praktik yang tidak bisa melalui jejaring.

Untuk itu solusinya sekolah melayani kebutuhann pembelajaran praktik secara mobile ke setiap Tempat Kegiatan Belajar (TKB), dengan mengutamakan protokol kesehatan.

“Bagaimanapun, kita tetap harus bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada siswa salah satunya dengan berinovasi melalui Mobil Training Services (MTS) ini,” ujar Iwan kepada Radar Sukabumi, Rabu (7/10).

Dijelaskan Iwan, MTS ini membawa peralatan untuk praktik siswa dari sekolah ke titik tempat kegiatan belajar di tiap desa yang ada di Kecamatan Sagaranten. Pelatihan praktik keliling tersebut meliputi kompetensi keahlian yang ada di SMKN 1 Sagaranten seperti multimedia, teknik komputer dan jaringan, teknik sepeda motor, teknik kendaraan ringan dan teknik pemesinan.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diberikan untuk semua siswa kelas X, XI dan XII yang dibagi perkelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan sepuluh orang. Setiap kelompok akan mendapatkan pelajaran praktik selama 45 menit, materi yang diberikan hanya berupa materi essensial.

“Total kelompok kita ada 150 kelompok tersebar di beberapa desa dan kecamatan,” tuturnya.

Kepala Sekolah yang pernah meraih penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Kepala Sekolah Berprestasi di 2019 itu menuturkan, saat ini pihaknya sudah memiliki tiga unit Mobil Training Services diantaranya untuk teknik sepeda motor, motor yang dibawa berkunjung dijadikan bahan praktik dan untuk kendaraan teknik pemesinan yang masih dalam proses pengadaan.

Menurut Iwan, ide awal MTS muncul setelah izin pembelajaran tatap muka tidak terbit karena pandemi masih berlanjut. Sementara siswa perlu kompetensi sesuai program keahlian di SMK.

“Ini ide saya sendiri. Setahu saya belum ada sekolah lain se-Jawa Barat yang melaksanakan pembelajaran Mobile Training Service seperti di SMKN 1 Sagaranten,” tuturnya.

Dikatakannya, program MTS dengan seluruh guru kemudian guru menyosialisasikan ke siswa, dan wakil kepala sekolah melaksanakan pemetaan wilayah domisili siswa.

“Wakil kepala sekolah kurikulum menyusun jadwal, menentukan tempat kegiatan belajar, penyiapan APD Protokol Covid-19, pelaksanaan MTS sesuai protokol kesehatan,” imbuhnya.

Kegiatan yang sudah berjalan selama dua bulan, dilaksanakan sejak Agustus sampai sekarang masih berlanjut. dan Iwan menilai hasilnya memuaskan, kegiatan berjalan sesuai rencana, sambutan siswa dan masyarakat sangat baik. Masyarakat meminta kegiatan terus dilanjutkan selama pandemi. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *