Tambang Galian Pasir di Sukalarang Berpotensi Longsor

Situasi kantor Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang dimana desa tersebut terdapat aktifitas galian.

SUKALARANG – Dalam menghadapi potensi bencana alam di musim hujan, pemerintah Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, terus meningkatkan koordinasi dengan Muspika Kecamatan Sukalarang, untuk mencegah dan meminimalisir dari berbagai potensi resiko bencana alam.

Sekretaris Desa Titisan, Muhammad Alfan mengatakan, Desa Titiasan memiliki lima kedusunan, diantranya Kedusunan Cimanggu, Kedung, Baros dan Kedusunan Nyalindung. Namun, dari lima kedusnan ini, paling banyak ditemukan bencana alam di musim hujan berada di wilayah Kedusunan Cimanggu dan Kedusunan Nyalindung.

Bacaan Lainnya

“Dua kedusunan ini, sering terjadi bencana alam. Seperti banjir dan longsor. Hampir setiap tahunnya, bila memasuki musim hujan, wilayah tersebut diterjang bencana alam,” jelas Alfan kepada Radar Sukabumi, Kamis (8/10).

Menurutnya, bencana longsor yang menerjang wilayah Kedusunan Cimanggu dan Kedusunan Nyalindung itu, diduga disebabkan oleh lahan bekas galian tambang pasir yang ada di wilayah tersebut.

“Lahan bekas galian pasir itu, selain berpotensi bencana longsor, juga kerap mencemari sungai Cikupa,” tandasnya.

Pada tahun sebelumnya, sambung Alfan, tepatnya saat musim hujan di lokasi lahan bekas galian tambang pasir itu telah terjadi bencana longsor.

Meskipun, material longsornya tidak merusak rumah warga karena lokasinya sangat jauh dengan pemukiman penduduk. Namun, akibat bencana itu material longsoran telah mencemari sungai Cikupa.

“Pasca bencana longsor, air dari sungai Cikupa itu, tercemari dari bekas lahan galian tambang pasir. Padahal, air di sungai itu telah dijadikan salah satu mata air dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk keperluan mencuci peralatan rumah tangga dan mandi,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *