ARV Langka, Ratusan ODHA Menderita

SUKABUMI — Sejak bulan Pebruari lalu, ratusan orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang ada di Kabupaten Sukabumi kesulitan mendapatkan akses obat antiretroviral (ARV). Padahal, situasi ini dinilai membahayakan kesehatan orang yang hidup dengan HIV.

Salah satu sumber yang radar sukabumi wawancara Adem (bukan nama sebenarnya) mengatakan bahwa sebetulnya kelangkaan ini terjadi sejak bulan Pebruari, meski sempat nomal kembali namun pada akhir Juli kembali terjadi kelangkaan.

Bacaan Lainnya

“Sejak bulan Juli terjadi kelangkaan, yang tadinya untuk satu orang itu diberikan untuk satu bulan. Ini diberikan perminggu, hal itu membuat orang yang hidup dengan HIV mengeluh, karena jauhnya datang ke layanan harus bolak balik membuat prustasi jika harus tiap minggu mengaksesnya, “jelas adem saat dihubungi Radar Sukabumi.

Menurutnya, berdasarkan penelusuran yang dilakukan tidak jelas terjadinya kelangkaan ARV tersebut, pasalnya regulasi pengadaan secara online dari kementrian yang kemudian diakses oleh Dinkes Provinsi dan dibagikan oleh Dinkes Kota dan Kabupaten seharusnya kelangkaan itu tidak terjadi.

Memang kelangkaan ARV ini bukan hanya di Kabupaten Sukabumi saja, tetapi didaerah lain juga mengalami hal serupa tetapi tidak separah di Kabupaten Sukabumi.

“Katannya ada kesalahan pada sistem tapi saya kurang faham seperti apa, yang akhirnya sekarang kondisinya saling lempar kesalahan yang padahal kita juga tidak tau salahnya dimana, “terangnya.

Dirinya mengharapkan bantuan dari dinas kesehatan untuk menjelaskan permasalahan ini, pasalnya ketika teman-teman orang yang hidup dengan HIV yang harus bolak balik meminta obat ke layanan dalam lima hari sekali sangat keberatan.

“Kan harusnya persediaan temen-temen itu diberikan untuk 30 hari, kalau untuk 7 hari saya kira kami keberatan karena kami harus bolak balik ongkos dari mana, “bebernya.

Bahkan, berdasarkan laporan yang diterima ada orang yang dalam HIV harus menunggu ARV seharian di rumah sakit. Hal ini tentunya membuat orang yang hidup dalam HIV sangat menderita.

“Ya makin parah makin kesini, tau masalahnya dinama. Jawaban dinkes juga tidak jelas, informasinya tidak jelas, “terangnya.

Padahal untuk di Kabupaten Sukabumi jumlah ODHA itu mencapai ratusan, dengan rincian 145 yang mengakses di RS Sekarwangi, 35 ODHA dari Jampang, Palabuhanratu ada sekitar 60 sampai 70 orang dan terkahir di RS Hermina ada sekitar 17 orang. Dengan jumlah total sekitar 260 sampai 270 orang yang saat ini menderita dengan kelangkaan ARV ini.

“Dengan kondisi ini banyak ODHA yang prustasi dan enggan mengakses lanyanan, bahkan bisa meninggal ketika ini tidak cepat diatasi. Meski saya tidak bisa memastikan teman ODHA yang meninggal apakah dampak ARV langka atau bukan, tetapi secara hubungan jelas ada.

Terakhir, saya dapat Informasi bahwa obat itu ada di Parmasi Dinkes, tapi kenapa tidak disebarkan. Masa kami dikasih 14 botol untuk 60 orang itu sangat kurang, mohon kami diperhatikan, “tandasnya.

Sementara itu, beberapa waktu lalu salah seorang petugas dinkes kabupaten Sukabumi Didi sempat memberikan penjelasan bahwa kelangkaan tersebut akan ditelusuri permasalahnnya seperti apa.

“Kami sudah menerima laporan ini, nanti dalam waktu dekat kami akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk membahas hal ini, “tukasnya. (hnd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *