KPA Kota Sukabumi Sebar Video Sosialisasi HIV/Aids Kepada Pelajar

Sekertaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya.

RADARSUKABUMI.com – Pandemi Covid-19 yang melanda Kota Sukabumi, tidak membuat Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Sukabumi kehabisan akal untuk tetap menyampaikan sosialisi bagi para pelajar tentang HIV/aids.

Salah satunya, dengan inovasi baru yakni menyebarkan video pencegahan penyebaran HIV/Aids untuk pelajar dan mahasiswa se Kota Sukabumi. Hal itu untuk menyikapi penemuan 52 kasus HIV baru di sepanjang tahun 2020.

Bacaan Lainnya

Sekertaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya sosialisasi pencegahan penularan HIV di kalangan masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.

“Awalnya kami akan mensosialisasikannya melalui program KPA go to School dan KPA go to campus. Tapi karena situasinya berbeda kita mengalihkannya melalui penyebaran video,”kata Fifi dihubungi, Senin (29/6).

Fifi menjelaskan, sasaran dari penyebaran video itu yakni milenial yang didominasi pelajar dan mahasiswa. Namun, pendistribusian tetap melalui aktivis KPA di Kampus maupun Sekolah.

“Videonya kami sebarkan dalam bentuk flashdisk . Isinya tayangan virtual tentang pencegahan dan bahaya virus HIV,”jelasnya.

Tidak hanya itu, Fifi mengungkapkan, selama ini KPA telah melakukan beberapa kegiatan terkait penanganan ODHA dalam masa Pandemi Covid-19 salah satunya berupa pemberian bantuan sembako untuk ODHA.

“Kegiatan itu merupakan pengalihan kegiatan malam renungan Nusantara. Adapun bantuannya berupa pembagian sembako untuk 50 ODHA. Kegiatan bekerjasama dengan BAZNAS dan lembaga penelitian sosial dan agama Sukabumi (Lensa),”ungkapnya.

Lebih jauh Fifi menuturkan seputaran kondisi ODHA dilingkungan masyarakat. Pada umumnya mereka dalam kondisi baik bahkan jarang temukan adanya diskriminasi dari masyarakat sekitar.

“Tidak cuma itu, beberapa diantara ODHA pun ada yang sudah berani open status.

Masyarakat pun sudah banyak yang memahami, mengurangi diskriminasi dan menghilangkan stigma negatif tentang ODHA karena ODHA bukan populasi kunci, melainkan terdampak,”pungkasnya. (upi/t).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *