Sukabumi Disapu Angin Puting Beliung 14 Rumah Rusak

Petugas gabungan bersama warga saat membersihkan material bangunan rumah yang terdampak dari angin puting beliung di Kampung Leuwi Peuteuy, Dusun I Tegal Panjang, Desa Sukajadi, Kecamatan Cimanggu, kamis (14/11).

CIMANGGU – Puting beliung menyapu 14 rumah Kampung Leuwi Peuteuy, Dusun I Tegal Panjang, Desa Sukajadi, Kecamatan Cimanggu, kamis (14/11). Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun kerugian mencapai jutaan rupiah.

Seorang anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (Rapi) Kecamatan Surade, Ajat mengatakan, bencana puting beliung yang terjadi sekira pukul 13.00 WIB ini, terjadi setelah wilayah tersebut dilanda hujan deras disertai angin kencang. Tidak lama setelah itu, tiba-tiba genting rumah warga banyak yang berterbangan dan pohon tumbang menutupi akses jalan lingkungan.

Bacaan Lainnya

“Berdasarkan asesmen petugas dilapangan, sedikitnya 14 rumah warga mengalami kerusakan akibat di terjang puting beliung ini,” jelas Ajat kepada Radar Sukabumi, kamis (14/11).

Koordinator Pusdalop Badan Pananggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, meski tidak ada korban jiwa, namun warga yang terdampak dari bencana angin puting beliung ini, mengalami kerugian materil ditaksir mencapai Rp7,5 juta.

“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa, hanya saja, atap rumah warga. Seperti genting dan plaponnya banyak yang rusak akibat di sapu puting beliung,” ujarnya.

Setelah kejadian, sambung Daeng, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK), pemerintah desa, tokoh masyarakat dan muspika setempat langsung meninjau lokasi kejadian untuk berupaya membersihkan material bangunan dan ranting pohon yang rusak akibat bencana tersebut.

“Warga dan pemerintah setempat langsung swadaya membersihkan material bangunan yang rusak akibat puting beliung,” bebernya.

Untuk mengantisipasi hal serupa, BPBD Kabupaten Sukabumi menghimbau kepada seluruh warga Kabupaten Sukabumi untuk meningkatkan kewaspadaannya mengenai ancaman bencana alam di musim hujan.

“Memang bencana alam itu, tidak bisa diprediksi kapan kejadiannya. Namun, kita harus tetap waspada, sehingga dapat meminimalisir terjadinya resiko bencana,” pungkasnya. (den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *