Menhan: Rakyatnya Dulu Disejahterakan, Baru Tentara

TANGGAPAN SERIUS: Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memilih anggaran diprioritaskan untuk kepentingan rakyat daripada menaikkan gaji personel TNI. (Sabik Aji Taufan/JawaPos.com)

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Badan Anggaran (Banggar) DPR RI sempat mengusulkan supaya gaji personel TNI naik tahun depan. Usulan itu, mereka sampaikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (8/7). Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku senang karena ada yang memperhatikan kesejahteraan TNI. Namun, dia menekankan bahwa kebutuhan rakyat lebih penting.
Menurut Ryamizard, meningkatkan pendapatan prajurit TNI memang penting. Usulan itu juga pasti mendapat sambutan baik dari para prajurit. Namun, dia mengingatkan kembali bahwa TNI adalah tentara rakyat. Sehingga wajib mengedepankan kepentingan rakyat. “Ingat, TNI ya tentara rakyat, tentara pejuang,” jelasnya.
Atas dasar itu, dia berharap sebelum menaikkan gaji personel TNI, pemerintah terlebih dahulu melihat kepentingan rakyat. Apabila memang sudah tidak ada lagi kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi, lanjut Ryamizard, boleh-boleh saja gaji TNI naik. Namun, jika masih banyak yang harus dikerjakan untuk rakyat, lebih baik itu menjadi prioritas. “Kalau rakyatnya masih di bawah, susah-susah hidup, biar saja dulu (gaji tidak naik). Itu tentara rakyat namanya, nggak ada paksa-paksa. Rakyat nomor satu,” terang dia.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu pun sempat menyingung soal negara lain yang lebih mengedepankan kepentingan militer ketimbang rakyat. Negara itu, kata Ryamizard, boleh jadi punya alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang mumpuni, namun mengorbankan rakyat.
Ryamizard tak ingin hal itu terjadi di Indonesia. “Rakyatnya dulu disejahterakan, baru tentara,” beber pria yang juga pernah bertugas sebagai Pangkostrad itu. Apalagi, sambung Ryamizard, saat ini tidak ada perang terbuka yang melibatkan prajurit TNI. Kalaupun saat ini ada yang harus terus dilawan, dia menyebutkan yakni teroris dan aksi terorisme. Menurutnya, butuh kekuatan rakyat untuk melawan terosis. “Sekarang teroris itu tidak bisa diatasi oleh polisi dan tentara (saja), tidak bisa. Hanya 1 persen (TNI dan Polri). 99 persen itu di kekuatan rakyat,” tegasnya.(jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *