PSSI Tertinggal Jauh di Belakang Satgas

ANTI MAFIA BOLA

RADARSUKABUMI.com–Wacana PSSI membentuk Komite Ad Hoc Integrity untuk menangani problem match fixing dan match setting di sepak bola Indonesia digaungkan sejak November 2018. Kenyataannya, sampai saat ini komite itubelum juga terbentuk, apalagi bekerja. Tertinggal jauh di belakang Satgas Antimafia Bola bentukan Polri.

Saat ini satgas malah sudah menjadikan lima orang sebagai tersangka dalam kasus Persibara Banjarnegara. Termasuk, dua petinggi PSSI, yakni anggota Exco PSSI Johar Lin Eng dan anggota Komdis PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih.

Selain itu, kasus PSS Sleman versus Madura FC akan masuk tahap penyidikan. Meski demikian, Sekjen PSSI Ratu Tisha membantah anggapan bahwa pihaknya berdiam diri dan tidak menjalankan janji dengan baik. Dia menambahkan, saat ini PSSI sudah menuju tahap perkembangan komite ad hoc. Artinya, PSSI sudah bekerja dan segera memutuskan pembentukan komite itu. ”Bukan perkembangan komite ad hoc disiplin.

Yang bisa saya jelaskan adalah bagaimana perkembangan tata cara kami untuk menuju perkembangan komite ad hoc yang akan mendukung Exco PSSI melalui program regulasi dan terkait integrity match fixing preference,” kata Tisha. Nanti PSSI dibantu AFC. Karena itu, pada 15 Januari PSSI akan kedatangan pihak match integrity dan director integrity dari AFC.

”Mereka akan bantu kami untuk bersama menyusun framework, regulasi, dan juga advance dalam hal match fixing serta integrity report yang sudah berjalan di Indonesia,” lanjut Tisha.Dengan dasar itu, Tisha berharap pada 15 Januari beberapa pihak bisa urun rembuk bersama AFC. Terutamadari ke polisian, yang berarti diwakili Satgas Antimafia Bola.

”Kami akan mengundang sejumlah pihak juga. Kami berharap (mereka, Red) bisa datang,” paparnya.Perempuan kelahiran 30 Desember 1985 itu menjelaskan, dalam pertemuan tersebut, sejumlah pihak, termasuk Satgas Antimafia Bola, bisa mengerti mekanisme hukum sepak bola.

Juga, di dalamnya ada aturan teknis serta respons yang sesuai. Menurut dia, kerja untuk memberantas match fixing itu bersifat rahasia. Jadi, seharusnya informasi yang ada mengenai match fixing diproses terlebih dahulu sesuai dengan hukum sepak bola, kemudian ditindaklanjuti komite ad hoc. Apabila nanti ditemukan pelanggaran-pelanggaran kriminal dan pidana, baru Satgas Antimafia Bola masuk.

Tisha menambahkan, nanti komite ad hoc bakal diisi perwakilan dari 12 komite di PSSI. Alasannya tentu terkait dengan integritas berdasar spesialisasi dalam sepak bola. ”Mungkin nanti ada beberapa MoU dengan pemerintah, kepolisian, serta yang lain,” ucapnya.

Sementara itu, anggota Exco PSSI Yoyok Sukawi membenarkan bahwa pembentukan komite ad hoc telah berjalan. Namun, dia tidak tahu seberapa jauh perkembangannya. Sebab, yang membahas hal tersebut
secara keseluruhan adalah Sekjen PSSI. ”Seharusnya, pekan-pekan ini sudah ditunjuk siapa yang akan mengisi. Kalau mau lebih jelas, ke Sekjen saja,” katanya.

(net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *